UPdates—Pendapatan anggota DPR RI meroket. Saat ini, pendapatan resmi para wakil rakyat di Senayan melebihi angka Rp100 juta per bulan. Nominal ini lebih besar dua kali lipat dibandingkan gaji dan tunjangan anggota DPR periode sebelumnya.
You may also like : Banyak Pagar Laut Misterius, DPR Minta Tangkap Pelaku dan Beking
Kenaikan tunjangan perumahan sebesar Rp50 juta per bulan bukan satu-satunya komponen yang bikin kantong wakil rakyat makin tebal.
You might be interested : Insentif 107 Guru Non Sertifikasi di Parepare Nunggak 4 Bulan, Ini Penyebabnya
Para legislator juga menerima kenaikan tunjangan beras hingga tunjangan transportasi.
Wakil Ketua DPR Adies Kadir mengakui memang ada kenaikan beberapa tunjangan setiap bulannya. Misalnya, tunjangan beras dari Rp10 juta menjadi Rp12 juta. Kemudian, tunjangan bensin atau transportasi dari Rp5 juta menjadi Rp7 juta.
"Ada kenaikan (tunjangan) sedikit," kata politikus Partai Golkar itu kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan sebagaimana dilansir keidenesia.tv pada Rabu, 20 Agustus 2025.
Terkait tunjangan rumah yang angkanya sangat fantastis, ia menjelaskan bahwa itu karena anggota DPR sudah tidak punya rumah dinas lagi.
"Jadi anggota DPR sudah tidak ada rumah dinas, tidak dapat rumah dinas," katanya seraya menjelaskan hitung-hitungannya.
Berikut perincian take home pay anggota DPR RI:
GAJI POKOK: Rp 4.200.000
BESARAN TUNJANGAN
Tunjangan melekat per bulan:
Tunjangan lain per bulan:
Total pendapatan anggota DPR per bulan dari seluruh komponen tunjangan ini lebih dari Rp50 juta. Plus tambahan tunjangan perumahan sebesar Rp50 juta, maka setiap anggota dewan mengantongi lebih dari Rp100 juta per bulan.
Rincian tersebut khusus untuk anggota dewan. Para pimpinan DPR mendapat pendapatan yang jauh lebih besar dari angka tersebut.
Kenaikan signifikan pendapatan DPR menjadi sorotan publik. Bahkan, pembahasan soal gaji wakil rakyat itu menjadi trending topic di X sejak awal pekan.
Berbagai kritik dilontarkan publik. DPR dan pemerintah dianggap tidak peka pada situasi serba sulit yang dialami masyarakat.
Selain itu, ada juga yang menyoroti kinerja mereka. Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu termasuk yang cukup pedas mengeritik dan menyindir.
"Tunjangan tidur dan tunjangan joget berapa?" tulis Said Didu di akun X pribadinya, @msaid_didu sebagaimana dipantau keidenesia.tv, Rabu, 20 Agustus 2025.