
UPdates—Yasika Aulia Ramadhani masih terus menjadi perbincangan publik setelah viral karena mengendalikan 41 dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sulawesi Selatan.
You may also like :
Dapur MBG Pertama di Bone Diresmikan, Menag Ingin Jadi yang Terbaik se-Indonesia
Bahkan, Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad sudah ikut berkomentar. Wakil Ketua DPR RI itu angkat bicara menanggapi cuitan bernada sindiran mantan Sekretaris Kementeria BUMN, Muhammad Said Didu.
You might be interested :
Ujian Berat Makan Bergizi Gratis
“Woowwww. Inikah praktek awal Serakahnomic ? Setahu saya Bpk Presiden @prabowo yg juga pimpinan Partai Bapak pengelola 41 dapur tersebut (wakil Ketua DPRD Sulsel) sedang memberantas Serakahnonic,” tulis Said Didu, sebagaimana dipantau Keidenesia.tv dari akun X-nya, Kamis, 20 November 2025.
Dasco lewat akun X @bang_dasco kemudian membalas unggahan itu. "Kita tertibkan," tulis Dasco singkat.
Pernyataan Dasco langsung dikomentari netizen. Beberapa menyarankan agar kontrak dapur Yasika Aulia Ramadhani yang merupakan putri politikus Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPRD Sulawesi Selatan, Yasir Machmud itu diputuskan saja.
Warganet berharap kasus ini jadi langkah awal untuk membersihkan kontrak-kontrak pejabat daerah atau keluarga mereka yang terlibat menguasai dapur-dapur MBG untuk kepentingan pribadi.
Komentar lain memuji langkah cepat Dasco dan menegaskan bahwa penguasaan dapur MBG yang begitu banyak oleh satu individu memang tidak sesuai dengan spirit yang digaungkan Presiden Prabowo selama ini, khususnya terkait demokrasi ekonomi dan pemerataan.
Sementara yang lain menantang Dasco untuk membuktikan ucapannya. “Harus ada realisasinya Pak dan Masyarakat luas mengetahuinya,” komentar pengguna X dengan akun bernama @AhmadFa86978611.
“Semoga serius ya pak,” imbuh @RidwanbinSholeh.
Badan Gizi Nasional (BGN) sudah membatasi bahwa satu yayasan hanya boleh memiliki 10 dapur, terkecuali yayasan yang terafiliasi dengan institusi.
Hanya saja, Yasika Aulia mengelola puluhan dapur miliknya dengan menggunakan nama yayasan yang berbeda-beda. Itu membuat kuota maksimal tidak terdeteksi sebagai pelanggaran administrasi.
Sekadar gambaran, dengan investasi satu dapur sekitar Rp1,5 miliar, maka total uang yang dibutuhkan membangun 41 dapur ditaksir kurang lebih Rp61,5 miliar.
Masing-masing dapur itu rata-rata melayani 3.000 siswa per hari. Jadi, dengan perkiraan keuntungan Rp2.000 per porsi, potensi pendapatan harian seluruh dapur mencapai sekitar Rp246 juta per hari.