UPdates—Sepak bola Indonesia berduka. I Gusti Kompyang Manila atau yang lebih dikenal publik dengan nama IGK Manila meninggal dunia pada Senin, 18 Agustus 2025.
Mantan manajer tim nasional di era 90-an dan mantan manajer Persija Jakarta itu meninggal dunia pada Senin pagi pukul 09.59 WITA di RS Bunda, Menteng, Jakarta Pusat.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dalam unggahan di akun Instagram pribadinya mengaku kehilangan sosok sahabat sekaligus guru.
"Saya kehilangan sahabat sekaligus mentor yang loyal dan pekerja keras. Kami pernah bekerja sama saat di Persija dan membawa juara tahun 2001," tulis Erick Thohir sebagaimana dilansir keidenesia.tv, Senin, 18 Agustus 2025.
Sebagai manajer timnas, IGK Manila sukses membawa Indonesia meraih emas SEA Games 1991 di Manila, Filipina. Prestasi itu baru bisa diulang kembali setelah 32 tahun atau pada SEA Games Kamboja tahun 2023 lalu.
"Beliau juga pernah berjasa saat menjadi Manajer Timnas Indonesia ketika juara SEA Games tahun 1991. Terima kasih untuk seluruh kontribusi yang telah diberikan kepada sepak bola Indonesia, Pak Jenderal IGK Manila," kata Menteri BUMN itu.
Lewat Instagram, Persija juga menyampaikan ucapan duka. "Keluarga besar Persija mengucapkan bela sungkawa terdalam atas berpulangnya mantan Manajer Tim Persija, I Gusti Kompyang Manila," tulis Persija.
"Mari sejenak kita kirimkan doa terbaik kepada almarhum dan semoga keluarga yang ditinggalkan senantiasa diberikan ketabahan," lanjut pernyataan Macan Kemayoran.
IGK Manila juga menjadi sosok di belakang kesuksesan Bandung Raya di Liga Indonesia era 1990-an. Ia merupakan manajer tim ketika klub itu memenangkan kompetisi pada 1996.
Selain sepak bola, IGK Manila juga dijuluki sebagai Bapak Wushu Indonesia lantaran jasanya mengembangkan olahraga bela diri dari China itu.
Almarhum IGK Manila lahir di Singaraja Bali 8 Juli 1942. Selain dikenal di dunia olahraga, ia juga merupakan purnawirawan TNI.
Ia lulusan Akademi Militer pada 1964. Pangkat terakhirnya adalah mayor jenderal dan sempat menjabat sebagai sekretaris jenderal Departemen Penerangan di era Reformasi.
Pada tahun 1982, IGK Manila ditugaskan menjadi Komandan Operasi Ganesha. Tugas utama operasi itu adalah memindahkan ratusan ekor gajah dari daerah transmigrasi Air Sugihan Sumatera Selatan ke Lebong Hitam Lampung sejauh sekitar 70 Km.
Ini pertama kali TNI terlibat bukan dalam operasi militer tetapi operasi penyelamatan gajah hingga IGK Manila disapa dengan panggilan Panglima Gajah.
Di politik, IGK Manila merupakan anggota Partai NasDem. Ia menjabat Gubernur Akademi Bela Negara (ABN) Partai NasDem.