UPdates—Pemerintah Israel tak lagi mempedulikan keselamatan sandera. Mereka siap melakukan serangan besar-besaran dan sepenuhnya menduduki Jalur Gaza.
You may also like : Eks Pejabat Mossad Israel: Kita Sudah Kalah, Netanyahu akan Dipaksa Terima Gencatan Senjata Tahap Kedua
Menteri Kebudayaan Israel Miki Zohar pada hari Senin menegaskan, sasaran serangan Israel yang baru adalah pendudukan penuh Jalur Gaza.
You might be interested : PM Israel Netanyahu Dikhianati Ajudan, Bocorkan Dokumen Rahasia Gaza
"Langkah seperti itu membahayakan mereka yang masih ditawan. Tetapi tidak ada pilihan yang tersisa," kata anggota Partai Likud Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tersebut kepada penyiar publik KAN sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Anadolu, Senin, 5 Mei 2025.
Ia mengklaim bahwa serangan militer yang sedang berlangsung akan memaksa kelompok Palestina Hamas untuk membebaskan tawanan Israel dan mengasingkan diri di luar Gaza.
Kantor Netanyahu mengatakan pada hari Senin pagi bahwa Kabinet Keamanan Israel dengan suara bulat menyetujui rencana untuk memperluas serangan militernya yang sedang berlangsung di Gaza dan menduduki wilayah di dalam daerah kantong itu.
Kepala Staf Angkatan Darat Israel, Eyal Zamir memperingatkan Netanyahu dan beberapa menteri Kabinet bahwa perluasan serangan darat di Gaza dapat mengakibatkan hilangnya sandera Israel yang ditahan oleh Hamas.
“Ada dilema dalam mengejar kedua tujuan utama perang — melenyapkan Hamas dan membebaskan para sandera — karena pada titik tertentu, keduanya dapat bertentangan di lapangan,” kata Zamir seperti dilaporkan surat kabar Yedioth Ahronoth.
"Anda harus mempertimbangkan bahwa manuver darat skala penuh dapat mengakibatkan hilangnya sandera," lanjutnya sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Anadolu.
Pernyataan Zamir menunjukkan perbedaan pendapat yang jelas antara kepemimpinan politik dan militer Israel mengenai prioritas perang.
Keluarga sandera yang ditawan di Gaza mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tidak akan ada kemenangan Israel tanpa membawa kembali semua sandera. "Kehilangan mereka akan menjadi kekalahan nasional," kata keluarga sandera.
Mereka menambahkan bahwa keamanan nasional dan sosial bergantung pada pembebasan setiap tawanan.
Peringatan Zamir muncul saat tentara Israel mulai mengeluarkan perintah panggilan kepada puluhan ribu tentara cadangan menjelang perluasan serangan darat yang direncanakan di daerah kantong itu, yang diperkirakan akan dimulai dalam beberapa hari.
Pada hari Jumat selama konsultasi keamanan yang melibatkan Zamir, Menteri Pertahanan Israel Katz dan pejabat lainnya, Netanyahu menyetujui mobilisasi tentara cadangan untuk memperluas operasi darat.
Perkiraan Israel menunjukkan 59 tawanan masih berada di Gaza, dengan 24 orang diyakini masih hidup. Sebaliknya, lebih dari 9.500 warga Palestina masih dipenjara di Israel dalam kondisi yang buruk, termasuk laporan penyiksaan, kelaparan, dan pengabaian medis, menurut organisasi hak asasi Palestina dan Israel.
Lebih dari 52.500 warga Palestina telah tewas di Gaza dalam serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak.
Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada bulan November untuk Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perangnya di daerah kantong tersebut.