UPdates—Radio Angkatan Darat Israel, mengutip sumber keamanan melaporkan bahwa Israel tidak akan menyerahkan jenazah Yahya Sinwar, kepala Biro Politik Hamas dan dalang serangan lintas batas 7 Oktober.
You may also like : Israel Menolak Kembalikan Jenazah Eks Pemimpin Hamas Yahya Sinwar
Selain Yahya Sinwar, Isarel juga tidak akan mengembalikan jenazah saudaranya Mohammed Sinwar, seorang pemimpin senior Hamas, sebagai bagian dari perjanjian saat ini.
You might be interested : Resmi Gencatan Senjata di Gaza, Hamas: Bukti Kekalahan Israel
Sementara itu, juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menuduh Israel mencoba memanipulasi jadwal, daftar, dan langkah-langkah yang disepakati dalam kesepakatan tersebut.
Ia mengatakan Israel terus menghindari komitmen pada isu-isu kunci termasuk penarikan pasukan, pembebasan tahanan, dan pemulangan pengungsi.
“Israel harus mematuhi apa yang telah disepakati, dan kami meminta para mediator untuk menekannya,” ujar Qassem sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari MEMO, Jumat, 10 Oktober 2025.
Ia menambahkan bahwa, menurut para mediator, kesepakatan tersebut merupakan awal dari berakhirnya perang pemusnahan di Jalur Gaza.
Qassem menekankan bahwa semua tahanan Israel, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal akan diserahkan pada tahap pertama perjanjian.
Secara terpisah, Haaretz mengutip sebuah sumber politik yang mengatakan bahwa tentara Israel akan menyelesaikan tahap awal penarikan sebagian dalam waktu 24 jam setelah perjanjian tersebut diimplementasikan.
Menurut laporan tersebut, penarikan ini akan mendahului pembebasan tawanan yang masih hidup.
Surat kabar tersebut menambahkan bahwa setelah penarikan sebagian sandera, Amerika Serikat diperkirakan akan mengeluarkan pernyataan yang mengonfirmasi bahwa prosedur telah dilaksanakan.
Pemulangan tawanan Israel yang masih hidup diperkirakan akan dilakukan dalam waktu 72 jam setelah tahap pertama ini selesai.
Pertukaran sandera Israel melibatkan 250 tahanan Palestina yang menjalani hukuman seumur hidup dan 1.700 tahanan dari Gaza yang ditangkap selama perang.