UPdates—Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Jepang yang baru diangkat, Shigeru Ishiba, minggu depan akan membahas proposal pembentukan "NATO Asia."
NATO adalah aliansi militer internasional yang beranggotakan negara-negara dari Eropa dan Amerika Utara.
Kelompok kerja baru akan dibentuk dalam Partai Demokrat Liberal Jepang untuk mengeksplorasi potensi aliansi keamanan semacam itu di kawasan Asia.
Selama kampanye pemilihannya, Shigeru Ishiba menyuarakan dukungan kuat untuk meningkatkan kemampuan pertahanan Jepang, termasuk pembentukan sistem keamanan kolektif regional, yang disebutnya sebagai "NATO Asia."
Ishiba juga mengusulkan gagasan untuk menyebarkan rudal nuklir Amerika di Asia dan telah mengemukakan prospek "kepemilikan bersama" atas senjata tersebut dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh Hudson Institute, sebuah lembaga pemikir yang berbasis di AS.
Usulan tersebut telah memicu perdebatan di Jepang dan sekitarnya, dengan para kritikus menyatakan kekhawatiran tentang implikasi bagi stabilitas regional. Sementara para pendukung berpendapat bahwa langkah tersebut akan meningkatkan keamanan kolektif dalam menghadapi ancaman yang semakin meningkat dari Korea Utara dan Tiongkok.
Visi Ishiba untuk "NATO Asia" mencerminkan tren regional yang lebih luas menuju kerja sama militer dan kemitraan keamanan, karena negara-negara di Asia berupaya untuk menghadapi meningkatnya ketegangan geopolitik.
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Azernews, Sabtu, 23 November 2024, ide tentang pengaturan keamanan kolektif yang mirip dengan NATO bukanlah hal baru di Asia. Namun, baru kali ini mendapatkan perhatian lebih karena negara-negara seperti Jepang, Korea Selatan, dan India semakin berupaya untuk berkolaborasi dalam masalah pertahanan.
Potensi pembentukan "NATO Asia" akan menandai perubahan signifikan dalam arsitektur keamanan kawasan, dengan Jepang memainkan peran sentral dalam kerangka pertahanan multilateral yang baru.