UPdates—Sebanyak 181 migran dikhawatirkan tewas setelah dua kapal yang mereka tumpangi terbalik di lepas pantai Yaman akibat cuaca buruk.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) pada hari Jumat waktu setempat mengatakan, sedikitnya 124 pria dan 57 wanita berada di atas kapal itu.
Sementara dua awak Yaman berhasil diselamatkan, semua penumpang dan awak yang tersisa dikhawatirkan tewas, tanpa ada jenazah yang ditemukan.
Menurut laporan IOM, kedua kapal yang membawa migran dari Afrika itu dilaporkan tenggelam pada hari Kamis di lepas pantai distrik Dhubab di provinsi Ta'iz saat cuaca terburuk melanda daerah tersebut.
“Bangkai kapal terbaru ini merupakan pengingat serius akan bahaya besar yang dialami para migran dalam mencari masa depan yang lebih baik,” kata Abdusattor Esoev, kepala misi IOM di Yaman sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Anadolu, Sabtu, 8 Maret 2025.
“Penyelundup terus mempertaruhkan nyawa manusia, mendorong orang-orang ke perjalanan berbahaya meskipun ada peringatan cuaca cerah,” lanjutnya.
Ia mengatakan ada kebutuhan mendesak untuk perlindungan yang memadai dan alternatif yang aman bagi para migran.
Tanpa tindakan segera, lebih banyak nyawa dapat hilang, membuat lebih banyak keluarga berduka.
Kapal-kapal terbalik setelah penyelundup mengabaikan peringatan cuaca yang dikeluarkan oleh Otoritas Penerbangan Sipil dan Meteorologi Yaman, yang telah menyarankan untuk tidak melakukan perjalanan karena angin kencang dan gelombang tinggi.
Para migran yang tiba di Titik Tanggap Migran di Yaman melaporkan bahwa penyelundup sengaja mengirim perahu ke kondisi berbahaya untuk menghindari patroli.
Meskipun berbahaya, ribuan orang terus melakukan perjalanan berbahaya seperti itu setiap tahun. Lebih dari 60.000 migran dilaporkan tiba di Yaman pada tahun 2024.
Sejak tahun 2014, Proyek Migran Hilang IOM telah mencatat lebih dari 3.400 kematian dan orang hilang di sepanjang rute timur, termasuk lebih dari 580 wanita dan 100 anak-anak.
