UPdates—Israel sedang mendapatkan karma untuk pembantaian manusia dan kehancuran yang mereka lakukan di Gaza, Palestina. Bencana beruntun menghantam mereka dalam beberapa hari terakhir.
You may also like : Disergap Pejuang Palestina di Gaza, 3 Tentara Israel Tewas, 12 Terluka, 2 Kritis
Setelah kebakaran hutan besar yang membuat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan darurat nasional, mereka kemudian diterjang badai pasir. Dan terbaru, wilayah Israel dihantam banjir bandang.
You might be interested : Pembantaian Jelang Sahur di Gaza, 413 Tewas, 562 Terluka, Tubuh Anak-anak Tercabik-cabik
Sejak hari Minggu waktu setempat, pihak berwenang Israel terpaksa menutup dua jalan raya terpanjang di negara itu saat banjir melanda wilayah selatan, memperparah kerusakan akibat bencana kebakaran dan badai pasir.
Sebuah pernyataan polisi mengatakan Jalan Raya 90, jalan terpanjang di Israel dengan panjang sekitar 480 kilometer, ditutup di beberapa bagian, termasuk di dekat kota Samar, Persimpangan Menucha, dan Kibbutz Ketura, karena banjir.
Jalan raya tersebut merupakan jalur utama di Israel, yang membentang dari Metula di perbatasan utara dengan Lebanon, di sepanjang pantai barat Laut Galilea, melalui Lembah Yordan, melewati tepi barat Laut Mati, dan melintasi Lembah Arava hingga Eilat.
Polisi juga menutup pintu keluar utara dari Eilat menuju Be'er Ora dan menutup rute keluar kota melalui Jalan Raya 12, menurut lembaga penyiaran publik Israel KAN sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Anadolu, Selasa, 6 Mei 2025.
Jalan Raya 40, jalan terpanjang kedua di negara itu dengan panjang 302 kilometer, juga ditutup untuk lalu lintas dari Mitzpe Ramon hingga Persimpangan Tsihor di kedua arah.
Sebagai penghubung penting di Israel tengah, jalan raya tersebut menghubungkan Kfar Saba dengan Beersheba di selatan.
KAN menambahkan bahwa polisi mengeluarkan informasi lalu lintas terbaru dan pemberitahuan penutupan jalan di seluruh wilayah selatan karena kondisi cuaca ekstrem.
Polisi juga terus berjaga di Eilat, mendesak pengemudi dan pejalan kaki untuk mengikuti instruksi.
Dari sejumlah video yang dipantau keidenesia.tv di X termasuk yang diunggah media Israel, N12 tampak air menggenang cukup tinggi dan sangat deras di beberapa ruas jalan. Di saat bersamaan, hujan deras terus turun.
Banjir melanda beberapa hari setelah kebakaran hutan yang terjadi pada hari Kamis, menghancurkan 4.940 hektare lahan antara Yerusalem dan Tel Aviv, melukai 21 orang dan memaksa evakuasi sepuluh kota.
Diperparah oleh suhu tinggi dan angin kencang, kebakaran yang terbesar dalam beberapa tahun ini membutuhkan waktu 31 jam untuk dikendalikan. Pihak berwenang sedang menyelidiki penyebabnya, dengan media Israel, termasuk KAN menyebut itu bukan disebabkan pembakaran yang disengaja.
Sementara itu, saat Israel berusaha mengatasi kebakaran besar yang melanda, badai pasir menghantam di bagian selatan negara tersebut. Badai pasir ini bertepatan dengan angin kencang yang memperparah kebakaran hutan yang berkecamuk di tengah-tengah negara itu.
Sejumlah klip video menunjukkan badai pasir yang kuat menyapu Beersheba di Gurun Negev di Israel selatan.
Rekaman itu memperlihatkan kota gurun secara bertahap diselimuti oleh awan debu yang sangat besar.
Channel 12 menayangkan video para tentara yang berjuang untuk menutup gerbang pangkalan militer saat badai pasir melanda.
"Seperti inilah kondisi Pangkalan Shivta (di Negev) malam ini di tengah badai pasir yang tidak biasa," demikian laporan Channel 12.