UPdates—Seorang influencer media sosial Thailand bernama Thanakarn Kanthee, 21 tahun, meninggal setelah menerima tantangan meminum tiga botol wiski dengan bayaran Rp14 juta di sebuah pesta.
Thanakarn Kanthee, yang dikenal sebagai Bank Leicester, adalah seorang penjual karangan bunga yang mendapatkan popularitas setelah lagu rap yang ia improvisasi untuk menarik pembeli tersebar secara daring.
Sebelumnya, ia terlihat dalam video menerima tantangan serupa, mengonsumsi alkohol, serta pembersih tangan dan wasabi, dengan imbalan uang.
Menurut Bangkok Post, Kanthee disewa untuk sebuah pesta ulang tahun pada tanggal 25 Desember di distrik Tha Mai, Chanthaburi.
Ia tiba pukul 11 malam dan ditantang minum wiski Regency dan ditawari 10.000 baht atau sekitar Rp4,7 juta untuk setiap botol 350ml yang ia habiskan.
Sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari The Independent, Kamis, 2 Januari 2024, Kanthee dilaporkan dibayar 30.000 baht atau sekitar Rp14 juta untuk tantangan tersebut setelah tampaknya telah minum tiga botol.
Video di media sosial menunjukkan ia menenggak sedikitnya dua botol dalam waktu 20 menit. Laporan media Thailand mengatakan ia mulai muntah, dan kehilangan kesadaran setelah menyelesaikan tantangan tersebut.
Kanthee sempat dilarikan ke rumah sakit setempat, namun nyawanya tidak bisa diselamatkan. Ia dinyatakan meninggal pada pukul 3.40 pagi. Menurut The National, otopsi mengungkapkan gagal jantung akut sebagai penyebab kematian.
Pada hari Sabtu, polisi menangkap dua influencer dari provinsi Chanthaburi dan Pathum Thani yang terkait dengan kematian Kanthee. Salah satu dari mereka, Ekachart “Em” Meephrom, mengaku menantang Kanthee untuk menerima tantangan tersebut tetapi menyangkal mengenalnya secara pribadi atau mempekerjakannya.
Meephrom didakwa dengan kelalaian yang mengakibatkan kematian. Jaminannya ditolak setelah pengadilan setempat tempat ia dihadirkan memutuskan bahwa Meephrom telah menunjukkan perilaku sembrono.
Menurut hukum Thailand, kelalaian yang menyebabkan kematian dapat mengakibatkan hukuman penjara hingga 10 tahun dan denda hingga 20.000 baht (Rp9,4 juta). Tersangka kedua diidentifikasi sebagai Theerawat Srirot dari Pathum.
Video para pengunjung pesta yang menyemangati Kanthee saat ia minum viral di media sosial setelah kematiannya, yang menuai kecaman luas.
Pengguna media sosial juga membagikan unggahan lama Kanthee di mana influencer itu mengatakan ia melakukan tantangan berisiko tersebut untuk menghidupi keluarganya.
"Saya rela diganggu dan dihina hanya untuk mendapatkan sedikit uang dari orang kaya demi menafkahi keluarga saya," tulis salah satu unggahannya.
Kanthee tinggal bersama neneknya yang berusia 80 tahun, yang telah membesarkannya. "Saat ini, saya tinggal di rumah ini bersama putra saya dan Thanakarn, hanya kami bertiga. Thanakarn mengurus semuanya untuk saya. Sekarang setelah dia pergi, saya tidak tahu bagaimana saya akan terus mengurusnya,” katanya kepada The Nation.
Sang nenek mengungkap bahwa Kanthee pada hari kejadian nahas itu pergi dengan janji akan kembali dengan 60.000 baht atau sekitar Rp28,3 juta yang mereka butuhkan untuk melunasi pembayaran yang menunggak.