UPdates—PGRI Kota Semarang menolak guru dilibatkan mencicip menu Makan Bergizi Gratis (MBG). Tugas guru dalam program ini hanya menerima dan mendistribusikan kepada siswa bukan sebagai tester.
You may also like : Mulai Tahun Depan Program Makan Bergizi Gratis Serap Anggaran Rp1,2 Triliun per Hari
Ketua PGRI Kota Semarang, Nur Khoiri kepada wartawan, Kamis, 2 Oktober 2025 menegaskan, meminta guru mencicip MBG sebelum dibagikan sama saja menempatkan mereka dalam risiko.
You might be interested : Mulai Tahun Depan Program Makan Bergizi Gratis Serap Anggaran Rp1,2 Triliun per Hari
Penegasan itu dilontarkan PGRI menyusul adanya rencana Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melibatkan guru sebagai pencicip menu MBG sebelum dibagikan kepada para siswa guna mengantisipasi kasus keracunan yang terus terjadi di sejumlah daerah.
Kasus terbaru terjadi di Lubuk Basung, Agam, Sumatera Barat. Menurut data Pemkab Agam, pada Kamis, 2 Oktober 2025 pukul 14.00 WITA, jumlah korban yang diduga keracunan makanan MBG sudah 110 orang.
Makanya, pemerintah daerah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) kasus keracunan di Agam.
Sementara itu, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menegaskan meninggalnya seorang siswa SMKN Cihampelas, Kabupaten Bandung Barat (KBB) bukan karena MBG.
“Itu kan sudah dijelaskan dari sana bahwa itu tidak ada hubungan,” tegas Dadan kepada wartawan di Kantor Kemenkes, Jakarta Selatan, Kamis, 2 Oktober 2025.
Dadan mengakui pihaknya sempat berencana melakukan investigasi lebih lanjut, namun terbentur kendala izin dari pihak keluarga.
Menurutnya, orang tua siswa itu tidak mengizinkan untuk otopsi. “Jadi kita serahkan ke pemerintah setempat yang menyampaikan ya,” ujarnya.
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sementara itu belum mau memberikan komentar karena masih menunggu laporan dari jajarannya di lapangan.