Andi Abdullah Bau Massepe (foto:wikipedia)

Kisah Bau Massepe, Putra Andi Mappanyukki yang Tewas Ditembak Pasukan Westerling

2 June 2025
Font +
Font -

UPdates - Lahir di Kabupaten Sidenreng Rappang tahun 1918, Andi Abdullah Bau Massepe adalah putra dari Andi Mappanyukki, Raja Bone ke-32 dan pahlawan nasional asal Sulawesi Selatan, dan ibunya, Besse Arung Bulo adalah putri Raja Sidenreng di daerah Massepe, Kabupaten Sidenreng Rappang.

Bau Massepe merupakan pewaris tahta dari dua kerajaan besar di Sulawesi Selatan, yaitu Kerajaan Bone dan Gowa. Ia juga mewarisi lima kerajaan di sebelah barat Danau Sidenreng, yaitu Suppa, Allita, Sidenreng Rappang, dan Sawito.

Semasa hidupnya, Bau Massepe dikenal sebagai seorang pejuang heroik dari daerah Sulawesi Selatan dan menjabat sebagai letnan jendral Panglima pertama pada TRI Divisi Hasanuddin.

Bau Massepe mengawali pendidikan formalnya di Sekolah Rakyat selama setahun pada 1924. Ia kemudian melanjutkan sekolahnya di Hollands Inslander School (HIS) dan lulus pada 1932.

Bau Massepe kemudian memimpin perjuangan dalam bidang politik dan militer dengan cara memelihara keamanan, mengumpulkan senjata, membeli dan merampas senjata dari Jepang.

Selain itu, ia juga menyusun strategi serta melakukan sabotase dan mengumpulkan pemuda untuk memutuskan jalan yang biasa dilewati oleh Belanda.

Ketika tentara NICA berkuasa, Andi Abdullah Bau Massepe bersama pasukannya terus melakukan perlawanan terhadap tentara NICA. Ia akhirnya tertangkap pada 17 Oktober 1946. Ia lalu dibawa ke Makassar dan ditahan selama 160 hari.

Setelah 160 hari mendekam di penjara, Massepe wafat karena ditembak oleh pasukan Westerling, pada 2 Februari 1947. Andi Abdullah Bau Massepe dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kota Parepare.

Untuk menghargai jasa-jasanya, Bau Massepe dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 November 2005.

Font +
Font -