Zahrotun Ulin Nasroh bersama ibunya, Husnul Khotimah (Foto: Kemenag)

Kisah Zahrotun, Remaja 18 Tahun yang Menangis Mengenang Ayahnya di Tanah Suci

22 May 2025
Font +
Font -

UPdates—Zahrotun Ulin Nasroh memeluk ibunya, Husnul Khotimah dengan erat. Ia mengenang ayahnya dan mulai menangis.

You may also like : haji lombok nangisJemaah Haji Nangis Minta Pulang karena Rindu Cucu

HARI itu, pelajar dari Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati, Jawa Tengah tersebut teringat pesan sang ayah untuk menjaga ibundanya menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.

You might be interested : legiman istri kemenag4 Kisah Jemaah Haji 2025 Indonesia yang Menggetarkan Jiwa: Dari Tabungan Rp1.000 hingga Penantian 55 Tahun

Lima tahun lalu, saat ia masih berusia 13 tahun, sang ayah berpulang ke pangkuan Ilahi karena penyakit gagal ginjal.

"Ayah meninggal pada 2020. Sejak enam tahun Bapak sudah sakit, dan sebelum meninggal sempat dirawat di ICU selama seminggu," kenang Zahrotun Ulin Nasroh sedih sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari situs resmi Kemenag, Kamis, 22 Mei 2025.

Sambil menangis, Lina, sapaan Zahrotun Ulin Nasroh menceritakan pesan dan momen-momen mengharukan almarhum ayahanda, Subkhi saat merasa umurnya sudah tidak akan lama lagi.

Sang ayah menyampaikan wasiat kepada ibunya untuk melimpahkan porsi hajinya kepada Lina yang saat itu masih kelas 1 MTs.

"Waktu itu ayahnya berpesan kepada saya, agar porsi hajinya dilimpahkan ke Lina. Saya bilang Bapak jangan berpikiran begitu, pasti nanti sembuh dan pasti bisa berangkat haji bersama ibu," beber Husnul.

Husnul bersama putrinya menceritakan peristiwa lima tahun silam itu kepada tim MCH, Selasa, 20 Mei 2025 di Hotel 217, Syisyah, Makkah.

Ketika ayahnya wafat, Lina juga masih belum paham apa sejatinya haji itu. Makanya, remaja itu sempat bimbang dan takut.

"Waktu itu saya masih kelas 1 MTs, belum tahu haji itu apa dan bagaimana. Tentu saya merasa kaget, bingung dan bimbang bercampur takut mendapatkan wasiat seperti itu. Ibadah yang saya belum bisa membayangkan sama sekali," tutur Lina.

Tapi takdir tidak bisa dihindari. Subkhi  akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya, meninggalkan istri dan ketiga anaknya.

Sesuai wasiat yang diterimanya, Husnul melakukan pelimpahan porsi haji suaminya kepada Lina, anak keduanya.

"Ayahnya memilih Lina karena kakak pertamanya sudah pernah pergi ke Tanah Suci dan juga sudah berkeluarga. Sementara adiknya saat ini masih SD. Belum bisa berangkat haji karena masih usia SD," ungkap Husnul.

Tahun 2021, Husnul mulai mengajukan pelimpahan porsi ke Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pati. Pengajuan tersebut selesai hingga Lina berusia 18 tahun, tepat dengan waktu pemberangkatan ibundanya.

"Sesuai dengan wasiat Ayah, tahun 2021 mengajukan pelimpahan porsi. Tapi nunggu sampai umur 18 baru semuanya clear," ujar  Lina.

Seiring berjalannya waktu, Lina memantapkan diri mendampingi dan menjaga ibunya berhaji, menggantikan sang ayah. Pertimbangan Lina adalah karena ia sudah mendapatkan wasiat dan amanah dari almarhum ayahanda.

"Walaupun sebenarnya saya sedih sekali. Harusnya bapak yang pergi haji sama ibu," ungkap Lina.

Lina mempersiapkan diri dengan baik untuk berangkat haji. Termasuk manasik hingga akhirnya tibalah hari keberangkatan itu. Lina dan sang ibu bergabung dalam kloter 51 Embarkasi Solo (SOC 51).

Sedianya, gadis kelahiran 22 Oktober 2006 ini menjalanj wisuda pada 19 Mei 2025. Namun ia terpaksa tidak hadir karena sudah berangkat ke Tanah Suci. "Kursi yang ada nama saya kosong," katanya.

Meski begitu, ia tak menyesal. Baginya, pergi haji bersama orang tercintanya memiliki makna yang jauh lebih mendalam.

Sebelum berangkat haji, Lina sempat mendaftar kuliah di Universitas Gajah Mada Yogyakarta dan Universitas Diponegoro Semarang. Ia mengambil Fakultas Hukum dan kini sisa menunggu pengumuman.

Perempuan yang bercita-cita jadi Polwan ini berharap, bisa menjalankan haji dengan baik dan tertib bersama sang ibu. "Haji itu kan suatu ibadah yang memang ada di rukun Islam. Jadi semoga selama haji ini, bisa melakukan sunah dan wajibnya dengan baik dan tertib," katanya.

Sejak persiapan keberangkatan dari tanah air hingga tiba di Makkah pada 17 Mei 2025 , Lina selalu mendampingi ibunya. Beruntunglah, teman sekamarnya adalah para tetangga, sehingga Lina merasa banyak yang mendukungnya.

"Selama ibadah selalu menemani ibu. Seperti kemarin salat di Masjidil Haram, nunggu salat sampai tahajud, sampai nunggu azan Subuh hingga melakukan tawaf," bebernya.

Bagi sang ibu sendiri, haji ini tidak bisa tidak membangkitkan kerinduannya kepada suaminya. Apalagi, mereka pernah umrah bersama 2019 silam.

"Waktu itu Bapak dalam keadaan sakit juga, tapi tetap berangkat umrah sama saya. Dan akhirnya setahun kemudian meninggalkan kita semua," kenangnya.

​Selain beribadah, momen haji ini dimanfaatkan Husnul untuk mendoakan suaminya. "Kami berdoa agar suami saya diangkat dosa-dosanya, amal baiknya diterima Allah, ditempatkan di surga-Nya dan dijauhkan dari siksa api neraka," ucap Husnul.

Sementara Lina berdoa agar ibunya selalu diberikan kekuatan untuk menjalani hari-hari tanpa sang ayah. "Saya berdoa yang terbaik untuk Ibu, semoga kuat menjalani hidup tanpa Ayah. Bisa menafkahi keluarga dan panjang umur," ujar Lina.

Secara khusus untuk dirinya, Lina berharap setelah pulang haji bisa menjadi pribadi yang lebih baik, memperbaiki sikap dan lebih istikamah untuk beribadah.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

capture

Benjamin Franklin

"Investasi dalam pengetahuan adalah hal terpenting."
Load More >