UPdates—Korea Utara menegaskan pada hari Sabtu bahwa senjata nuklir mereka dirancang untuk penggunaan tempur, bukan barang tawar-menawar.
Pyongyang mengatakan hal itu dalam sebuah komentar yang diterbitkan oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Anadolu Agency, Sabtu, 8 Februari 2025.
Pernyataan itu muncul sebagai tanggapan setelah Amerika Serikat mengatakan Washington akan mengupayakan denuklirisasi penuh Korea Utara di bawah Presiden Donald Trump.
You might be interested : Korea Utara tak Terima Dicap Negara Nakal, Balas Sebut AS Negara Paling Bejat di Dunia
Menurut Pyongyang, kekuatan nuklir Korut bukan untuk negosiasi tetapi senjata perang. "Kekuatan nuklir kami bukanlah sesuatu yang dapat diiklankan untuk mendapatkan pengakuan dari siapa pun dan bahkan bukan barang tawar-menawar yang dapat ditukar dengan beberapa sen," demikian pernyataan Pyongyang di KCNA.
"Kekuatan nuklir negara kami adalah untuk penggunaan tempur yang konstan untuk dengan cepat menghilangkan setiap upaya invasi oleh pasukan musuh yang melanggar kedaulatan negara dan keselamatan rakyatnya dan mengancam perdamaian regional," lanjut mereka dalam bahasa Korea.
Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba, selama konferensi pers dengan Presiden Trump pada hari Jumat mengatakan mereka menegaskan perlunya mengatasi program nuklir dan rudal Korea Utara, yang menimbulkan ancaman serius bagi Jepang, AS, dan sekitarnya.
"Jepang dan AS akan bekerja sama menuju denuklirisasi penuh Korea Utara," katanya.
Namun, Trump mengatakan bahwa Washington akan menjalin hubungan dengan Korea Utara.
Pejabat NATO dan Uni Eropa menegaskan kembali bahwa mereka tidak akan menerima Korea Utara sebagai negara berkekuatan nuklir. Korea Utara mengecam pernyataan tersebut dengan menyebutnya konyol.
Trump menjadi presiden AS pertama yang menginjakkan kaki di wilayah Korea Utara pada tahun 2019. Sebagai bagian dari negosiasi dengan Pyongyang tentang program rudal balistik dan nuklir terlarangnya, ia bertemu dengan pemimpin Korut, Kim Jong Un di zona demiliterisasi yang memisahkan Korea Utara dan Korea Selatan.
Korea Utara sejak itu telah melakukan uji coba rudal dan nuklir, termasuk apa yang diklaimnya sebagai peluncuran rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat yang berhasil pada tahun 2023.