UPdates—Menteri sayap kanan Israel, Itamar Ben-Gvir melarang azan dengan alasan suara dari masjid akan mengganggu warga Israel.
Ben-Gvir mengatakan kebijakan tersebut diperkenalkan bersamaan dengan menteri ekstremis Idit Silman. Ia mengatakan azan di masjid adalah suara yang tidak masuk akal, dan membiarkannya terus berlanjut menurut dia merupakan pelanggaran hukum.
Dalam sebuah postingan di X pada Sabtu malam, Ben-Gvir mengatakan bahwa ia bangga memperkenalkan kebijakan ini untuk melarang panggilan salat bagi umat Islam, yang biasanya hanya berlangsung sekitar dua menit. Menurutnya, azan adalah bahaya bagi warga Israel yang tinggal di dekat masjid.
Saluran 12 Israel sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari The New Arab, Minggu, 1 Desember 2024 melaporkan bahwa menteri ekstremis tersebut telah meminta polisi untuk menegakkan perintahnya dengan memasuki kompleks masjid, menyita pengeras suara, dan mengeluarkan denda jika pengeras suara digunakan.
Pemimpin United Arab List, Mansour Abbas, mengatakan Ben-Gvir berusaha mengobarkan api dan menyeret warga Arab Muslim untuk menanggapi provokasinya.
"Ia gagal di Masjid Al-Aqsa dan hari ini mencoba memprovokasi semua masjid. Ben Gvir terus-menerus mencoba menyabotase kehidupan umum di negara ini, dan sudah saatnya untuk mengakhirinya," tulis Abbas di X.
Anggota Knesset Israel, Gilad Kariv mengatakan bahwa menteri tersebut membahayakan Israel. "Ia melakukan segala hal untuk menyalakan api. Anak nakal ini tidak akan berhenti sampai satu korek api akhirnya menyalakan tong," tulis Kariv di X.
Ben-Gvir mengepalai salah satu dari dua partai nasionalis-religius garis keras di parlemen koalisi Israel dan dikenal karena pernyataan-pernyataannya yang menghasut, bahkan yang bertentangan dengan pemerintah sayap kanan Israel, seperti mengubah status quo akses dan kontrol atas kompleks Masjid Al-Aqsa.
Kantor Netanyahu segera mengeluarkan pernyataan pada bulan Agustus setelah menteri tersebut mengatakan bahwa ia akan membangun sinagoge di masjid Al-Aqsa setelah mengulangi seruan bagi orang-orang Yahudi untuk berdoa di masjid di Yerusalem yang diduduki.
Menteri tersebut juga menimbulkan kemarahan karena memimpin penggerebekan dengan ribuan orang Israel ke tempat suci dengan para ekstremis dan pemukim Yahudi melakukan ritual.