UPdates—Lebih 500 orang dilaporkan terluka setelah ledakan besar mengguncang pelabuhan komersial di kota Bandar Abbas, Iran selatan, pada hari Sabtu.
You may also like : Gegara Lagu Protes Serukan Lepas Jilbab, Penyanyi Iran Dicambuk 74 Kali
Media pemerintah melaporkan ledakan tersebut, yang terasa di kota-kota terdekat, dipicu oleh ledakan beberapa kontainer kargo di pelabuhan Shahid Rajaee di kota Bandar Abbas.
Pejabat setempat mengatakan, laporan awal menunjukkan insiden tersebut mungkin terkait dengan standar keselamatan yang buruk, dengan bahan yang mudah terbakar dilaporkan disimpan di dekat kontainer.
"Sumber insiden ini adalah ledakan beberapa peti kemas yang disimpan di area dermaga Pelabuhan Shahid Rajaee. Saat ini kami sedang mengevakuasi dan memindahkan korban luka ke pusat medis," kata seorang pejabat manajemen krisis setempat kepada TV pemerintah sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari The Sydney Morning Herald, Sabtu, 26 April 2025.
Kantor berita IRNA yang dikelola pemerintah melaporkan bahwa sedikitnya 516 orang terluka. Belum jelas apakah ada korban jiwa.
Ledakan itu terjadi di pelabuhan Shahid Rajaee di luar Bandar Abbas, fasilitas utama untuk pengiriman peti kemas bagi Republik Islam yang menangani sekitar 72,5 juta ton barang per tahun.
Rekaman menunjukkan api dan gumpalan asap hitam tebal membubung ke langit. Sementara upaya pemadaman api masih berlangsung lebih dari dua jam setelah ledakan.
Video lainnya menunjukkan kaca pecah dari gedung-gedung yang berjarak beberapa kilometer dari episentrum ledakan. Fars melaporkan ledakan itu terdengar di Qeshm, sebuah pulau 26 kilometer selatan Bandar Abbas.
Kantor berita semi-resmi Tasnim mengunggah rekaman orang-orang yang terluka tergeletak di jalan dan dirawat di tengah pemandangan yang membingungkan.
Pihak berwenang belum memberikan keterangan mengenai penyebab ledakan tersebut. Namun, TV pemerintah Iran secara khusus mengesampingkan infrastruktur energi apa pun sebagai penyebab atau kerusakan dalam ledakan tersebut.
Perusahaan Penyulingan dan Distribusi Minyak Nasional Iran mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa ledakan dan kebakaran di Pelabuhan Shahid Rajaee tidak ada hubungannya dengan kilang, tangki bahan bakar, kompleks distribusi, dan jaringan pipa minyak yang terkait dengan perusahaan ini.
Upaya sedang dilakukan untuk memadamkan api yang besar, dengan bea cukai pelabuhan mengatakan bahwa truk-truk sedang dievakuasi dari area tersebut dan bahwa halaman kontainer tempat ledakan terjadi kemungkinan berisi barang-barang berbahaya dan bahan kimia.
TV pemerintah mengatakan kelalaian dalam menangani bahan-bahan yang mudah terbakar merupakan faktor penyebab dalam ledakan tersebut.
Pada tahun 2020, komputer di pelabuhan yang sama terkena serangan siber yang menyebabkan penumpukan besar-besaran di jalur air dan jalan menuju fasilitas tersebut. Washington Post telah melaporkan bahwa musuh bebuyutan Iran, Israel, tampaknya berada di balik insiden itu sebagai balasan atas serangan siber Iran sebelumnya.
Tidak ada komentar langsung dari militer Israel atau kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ketika dimintai komentar tentang apakah Israel terlibat dalam ledakan itu.
Ledakan itu terjadi saat Iran dan Amerika Serikat bertemu pada hari Sabtu di Oman untuk putaran ketiga negosiasi mengenai program nuklir Teheran yang berkembang pesat.