UPdates—Pemerintah Kota Makassar resmi meluncurkan Layanan online terintegrasi warga Makassar (LONTARA+) versi 1.0, Super Apps yang dirancang menjadi platform terpadu untuk seluruh layanan publik kota.
Aplikasi versi 1.0 merupakan langkah awal dalam mengembangkan sistem operasi mobile yang terbuka dan berbasis Linux, yang kemudian menjadi sangat populer.
Aplikasi ini diposisikan sebagai program prioritas (flagship) Pemkot Makassar untuk periode 2025–2030 dan akan menjadi tulang punggung bagi berbagai program strategis lainnya. Aplikasi ini kini bisa didownload di Play Store.
Peluncuran Lontara+ dilakukan Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin didampingi Wakil Wali Kota Aliyah Mustika Ilham di car free day (CFD), Jl. Jend Sudirman Makassar, Minggu, 27 Juli 2025 pagi. Turut hadir Ketua TP PKK Melinda Aksa Mahmud, pimpinan media, tim ahli Pemkot, sdan Forkopimda.
Tim ahli Pemkot Makassar, Dara Nasution, menjelaskan bahwa saat ini terdapat setidaknya 358 aplikasi milik berbagai SKPD yang berjalan secara terpisah.
Nah, LONTARA plus hadir untuk mengintegrasikan seluruh fungsi tersebut ke dalam satu aplikasi ringan, sehingga tidak membebani memori ponsel masyarakat namun mampu memberikan akses ke seluruh layanan kota.
“Visinya adalah satu aplikasi terpadu untuk seluruh layanan publik Kota Makassar. Kami tidak ingin warga harus mengunduh banyak aplikasi berbeda. Semua fungsi yang ada sebelumnya kami rangkum di Lontara+,” jelas Dara sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari situs resmi Pemkot Makassar, Minggu, 27 Juli 2025.
Alumni Oxford itu mengatakan, Lontara+ dirancang dengan tiga value utama. Pertama, keterjangkauan dan inklusivitas, dimana aplikasi ini dibuat agar dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang belum terbiasa dengan teknologi digital.
Kedua, kecepatan yakni memotong rantai antrean layanan publik yang selama ini menjadi keluhan warga.
“Dan ketiga, kemudahan, kami anggap menyederhanakan prosedur yang biasanya panjang, seperti pengurusan KTP, KK, atau akta kelahiran. Kini bisa lebih mudah dan cepat,” jelasnya.
Program awalnya dilakukan berbasis riset, melayani 7 segmen pengguna. Dimana, konsep Lontara+ dilakukan melalui riset mendalam, FGD, dan survei publik. Hasil riset memetakan tujuh tipe pengguna utama.
“Diantaranya, segmen pelajar/mahasiswa (the adaptive learner), segmen tenaga pendidik (the effecient educator), segmen Ibu rumah tangga (the hands-on the homemaker), segmen karyawan swasta (the task-oriented worker),” tuturnya.
“Ada juga segemen freelancer (the flekxible achiever), segmen wiswasta (the resilient entrepreneur), Lansia/non-digital user (determined elder),” tambah Dara Nasution.
Masing-masing segmen memiliki kebutuhan prioritas yang kemudian diakomodasi dalam aplikasi. Mulai dari administrasi kependudukan, pendidikan, bantuan sosial, layanan kesehatan, perizinan usaha, informasi lowongan kerja, hingga fitur tanggap darurat dan pengaduan infrastruktur, hingga penjualan tiket stadion.
Selain memudahkan masyarakat, Lontara+ juga dirancang untuk membantu ASN dan SKPD dalam memantau data layanan publik secara real time.
Informasi seperti jumlah permohonan, jenis layanan paling banyak digunakan, hingga estimasi waktu penyelesaian akan tersedia untuk mendukung pengambilan kebijakan berbasis data.
“Lontara+ bukan hanya aplikasi layanan warga, tetapi juga sistem manajemen kota. Data yang masuk akan membantu Pemkot mengetahui kebutuhan masyarakat secara cepat dan akurat,” ujar Dara.
Dengan Lontara+, Pemkot Makassar menargetkan terbentuknya ekosistem digital terpadu yang mendukung visi kota unggul, inklusif, aman, dan berkelanjutan.
“Sosialisasi akan terus kami lakukan selama setahun ke depan untuk memastikan seluruh warga, termasuk yang belum terbiasa dengan teknologi, dapat memanfaatkan aplikasi ini,” tukasnya.
Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menegaskan bahwa transformasi digital kini menjadi kebutuhan mendesak, bukan lagi sekadar pilihan. Ia meraya bersyukur karena saru demi satu program dicanangkan mulai terealisasi.
“Alhamdulillah, dari tujuh program MULIA. Satu demi satu mulai terealiasi, salah saru hari ini adalah launching Makassar Super App atau LONTARA+,” kata Munafri.
Appi, sapaan Munafri mengatakan, di era digital, kecepatan, kemudahan akses, dan transparansi menjadi standar pelayanan publik. Pemerintah kata dia harus hadir sebagai pemimpin perubahan.
Menurutnya, blueprint Lontara+ ini disusun tim Pemkot sebagai komitmen membangun sistem pelayanan publik yang lebih terintegrasi, adil, dan berpihak kepada warga.
“Lontara+ bukan hanya platform digital terpadu, tetapi juga cerminan cara baru kita bekerja—lebih terbuka, lebih efisien, dan lebih mendengar,” ujar Munafri.