Sidak pangkalan LPG di wilayah kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah beberapa waktu lalu. (Foto: Via Info Publik)

LPG 3 Kg Langka dan Harga Meroket, DPR Minta Copot Pejabat yang tak Becus

31 January 2025
Font +
Font -

UPdates—Anggota Komisi XII DPR RI, Syafruddin, mengungkapkan keprihatinannya terhadap situasi yang semakin mengkhawatirkan terkait kelangkaan distribusi LPG 3 kg. Menurutnya, ini terjadi di sejumlah daerah di Indonesia. Tak hanya langka, harga gas melon juga meroket.

Di Jakarta, menurutnya, harga elpiji 3 kg  yang seharusnya terjangkau, ternyata dijual hingga Rp23.000 per tabung. Angka itu jauh melampaui harga eceran tertinggi (HET).

Sebagaimana data yang dihimpun keidenesia.tv, hingga akhir 2024, kecuali wilayah Kepulauan Seribu, HET gas melon di tingkat pangkalan yang ada di DKI Jakarta hanya sebesar Rp16.000.

Menurutnya, fenomena ini mengindikasikan adanya masalah dalam rantai pasokan yang harus segera diatasi. Masyarakat di Kalimantan Timur (Kaltim) menurut Syafruddin merasakan dampak yang serupa.

Syafruddin menekankan bahwa permasalahan ini perlu menjadi perhatian serius dari pihak-pihak terkait. “Jika situasi ini dibiarkan, maka akan semakin merugikan masyarakat, terutama menjelang bulan suci Ramadan dan Idulfitri 2025,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari situs resmi DPR RI, Jumat, 31 Januari 2025.

Dalam pernyataannya, Syafruddin berencana untuk memanggil General Manager Pertamina Patra Niaga guna membahas langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini.

“Saya akan mengkoordinasikan dengan kementerian untuk mencari solusi bersama, dan jika perlu, akan melaporkan ke Pertamina Pusat dan BPH Migas,” ujar Politisi Fraksi PKB ini.

Syafruddin juga menyerukan perlunya tindakan tegas dan perubahan dalam pola pengawasan distribusi elpiji. Pejabat yang tak becus kerja ia minta dicopot.

“Pengawasan haruslah berasal dari komitmen pimpinan. Jika tidak ada perbaikan, kita perlu mempertimbangkan pergantian pejabat yang bertanggung jawab,” tegasnya.

Font +
Font -