UPdates - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Makassar terus mencari cara untuk melayani dan menjaga masyarakat dari berbagai peristiwa alam.
You may also like : BPBD Makassar Siaga Hadapi Puncak Musim Hujan
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Kota Makassar, M Fadli Tahar menyatakan bahwa pihaknya telah merumuskan enam inovasi untuk menghadapi bencana secara teknis.
Keenam inovasi baru tersebut pun mempunyai nama unik yang berasal dari Bahasa Makassar, yaitu SALAMA, MACCA, SILOKA, BALLA SALAMA, AGANGTA, dan PAKABAJI.
“Inovasi ini tidak diciptakan di ruang tertutup. Semuanya lahir dari masalah nyata yang kami hadapi bersama warga,” ungkap M Fadli Tahar sebagaimana dikutip keidenesia.tv dari Instagram @bpbd_makassar, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Fadli memaparkan, keenam inovasi tersebut menjadi upaya baru untuk menciptakan Kota Makassar yang tangguh terhadap bencana. Dia juga menekankan bahwa pihaknya berupaya mengubah cara pandang dalam penanggulangan bencana melalui terobosan baru tersebut.
Ia berharap, suatu saat nanti, Makassar menjadi kota yang selalu siap menghadapi bencana dengan mengedepankan sentuhan hati, kearifan lokal, dan semangat kolaborasi agar lebih manusiawi, inklusif, serta bermakna.
Berikut enam inovasi baru BPBD Makassar:
1. SALAMA (Sahabat Anak Lewat Afirmasi tentang Aman Bencana)
Metode edukasi kesiapsiagaan bencana untuk anak-anak dengan Hypno Shield, SALAMA bertujuan membantu anak memahami kondisi darurat secara aman serta menyenangkan.
2. MACCA (Manajemen Risiko Cerdas Komunitas)
Sistem manajemen risiko yang menggabungkan data lokal dan pengetahuan komunitas. Nama ‘Macca’, yang berarti cerdas dalam Bahasa Bugis, mencerminkan harapan akan masyarakat yang tanggap dan bijak.
3. SILOKA (Sistem Logistik Kebencanaan Komunitas)
Platform logistik yang mengandalkan jaringan komunitas lokal untuk menjamin distribusi bantuan yang cepat dan tepat selama bencana.
4. BALLA SALAMA (Rumah Aman BPBD)
Posko BPBD di tiga kecamatan strategis yang beroperasi 24 jam. Dilengkapi layanan digital dan respons langsung untuk masyarakat terdampak.
5. AGANGTA (Layanan Psikososial dengan Hypno-resilience)
Program pemulihan trauma pasca bencana, khususnya bagi anak dan kelompok rentan, melalui Hypno-resilience.
6. PAKABAJI (Pemulihan Berbasis Gotong Royong)
Inisiatif pemulihan pasca bencana dengan menggerakkan partisipasi warga secara aktif. Mendorong semangat bangkit bersama dan solidaritas sosial.