UPdates—Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai mendukung kebijakan mengirim anak nakal ke barak militer. Pigai menegaskan itu merespons kebijakan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang telah mengirim anak nakal di Jabar ke barak militer.
You may also like : Siswa SMA di Jawa Barat Mulai Wajib Militer Tahun Ini
Menurut Pigai, kebijakan ini adalah pendidikan yang bagus buat perkembangan anak-anak. Ia menilai kebijakan Dedi Mulyadi tersebut merupakan bagian dari mempersiapkan generasi muda dan sama sekali tidak melanggar HAM.
You might be interested : Siswa SMA di Jawa Barat Mulai Wajib Militer Tahun Ini
Bagi Pigai, membawa siswa ke barak militer bagus untuk pendidikan mental, karakter, kedisiplinan, dan tanggung jawab generasi muda.
"Kalau pendidikan yang berorientasi pada pembentukan disiplin, pembentukan mental, pembentukan karakter, dan pembentukan tanggung jawab, (itu) tidak melanggar HAM dan kami mendukung pemerintah dalam hal ini," tegasnya sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari video yang ramai dibagikan di X.com, Minggu, 11 Mei 2025.
Terkait penolakan atas kebijakan ini, Pigai mengatakan, justru mereka yang tidak setuju harus dipertanyakan landasannya. “Yang tidak boleh adalah pendidikan disertai dengan cara mengganggu fisik,” tegasnya.
Menanggapi pernyataan Pigai, netizen terpecah. Sebagian tidak setuju dan yang lain mendukung.
"Bukan soal HAM tapi doktrin pendidikan militeristik bisa merusak pembentukan karakter anak," tegas pengguna X dengan akun bernama @SBSembiring.
"Menteri ini kerjanya keknya cuman seleksi, mana yg langgar ham, mana yg engga, tapi semaunya dia," ujar @miragekryma.
"Setuju, karena anak sekolah sekarang tuh ngeri nakalnya, dibilangin malah ngelawan merasa jagoan, takut dimanfaatkan jaringan preman perekrut bibit-bibit baru dijadiin begal, gank motor, atau sales narkoba ujung-ujungnya jadi sampah masyarakat," kata @Niceshe1.
Sutradara, penulis skenario, dan produser film, Joko Anwar lewat akun X-nya, @jokoanwar sudah sejak awal memberikan kritik pada kebijakan Dedi Mulyadi.
"Kang @DediMulyadi71, mengirim anak-anak yang ‘bermasalah’ ke barak militer atau institusi yang mengajarkan kedisiplinan dengan kepatuhan bukan solusi yang tepat. Karena ini tidak membuat kita lebih memahami akar masalah perilaku anak," katanya dalam sebuah unggahan yang dipantau keidenesia.tv pada Minggu, 11 Mei 2025.
"Mereka butuh pemahaman emosi, penyembuhan trauma, dan bimbingan personal. Bukan sekedar dikondisikan untuk patuh. Barak militer tidak dikondisikan untuk memberikan kebutuhan ini," lanjutnya seraya mengajak Dedi Mulyadi menonton film Pengepungan di Bukit Duri.
Gagasan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengirim siswa yang nakal ke pendidikan semi militer telah berlangsung sejak 1 Mei 2025. Pemprov Jabar telah mengirim 272 siswa ke Rindam III/ Siliwangi, Lembang, Jawa Barat.