Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidato dalam Pembukaan Sidang Tanwir Muhammadiyah, di Kupang, NTT, Rabu, 4 Desember. (Foto: tangkap layar Youtube Sekretariat Presiden)

Minta Rem Perjalanan Luar Negeri, Prabowo: Tolonglah Para Menteri Puasa Dulu Lima Tahun

4 December 2024
Font +
Font -

UPdates—Presiden Prabowo Subianto memerintahkan perjalanan dinas ke luar negeri direm dulu. Menurutnya, dengan memangkas 50 persen anggaran ke luar negeri, negara dapat menghemat hingga Rp15 triliun.

Instruksi itu disampaikan Presiden dalam sambutan di Pembukaan Sidang Tanwir dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah, Kupang, Rabu, 4 Desember 2024.

Prabowo menjelaskan, berdasarkan hitungan mereka, perjalanan pejabat-pejabat Indonesia ke luar negeri menghabiskan 3 miliar dolar AS.

"Saya minta dikurangi 50 persen. Kalau bisa dikurangi 50 persen artinya kita bisa menghemat Rp15 triliun. Rp15 Triliun itu berapa bendungan? Berapa irigasi, berapa SD yang bisa kita perbaiki, berapa anak sekolah bisa kita kasih makan," kata Prabowo sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari YouTube Sekretariat Presiden, Rabu, 4 Desember 2024.

Mantan Menteri Pertahanan itu meminta para menterinya untuk puasa perjalanan luar negeri selama lima tahun. Dengan menahan diri untuk melakukan perjalanan luar negeri, Prabowo menyebut uang negara bisa lebih bermanfaat untuk rakyat.

"Tolonglah para menteri puasa dulu, puasanya lima tahun. Kalau lima tahun, kita hemat 1,5 miliar dolar AS dari perjalanan saja. Saudara-saudara bayangkan itu apa yang kita bisa lakukan," jelas Presiden.

Diakui Presiden, ia memerintahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan para wakilnya untuk meneliti pengeluaran anggaran. "Saya sudah perintahkan Menteri Keuangan, teliti. Ternyata pengeluaran cukup besar. Tapi saya tidak umumkan di sini supaya kita tidak cepat puas," bebernya.

Tak hanya menteri, Prabowo juga mengingatkan para kepala daerah, termasuk yang baru saja terpilih di Pilkada Serentak 2024 ini agar betul-betul menggunakan anggaran secara efisien dan untuk hal-hal yang benar-benar urgen.

"Jadi, saya mohon juga kepada gubernur terpilih, bupati terpilih, ketat, efisien, kurangi yang tidak bersifat kritis.  Kritis untuk kepentingan rakyat. Nggak perlu terlalu banyak seminar. Kita sudah tahu kesulitan rakyat. Bahwa masalah Indonesia adalah ini, ini, sudah tahu," ujarnya.

Font +
Font -