UPdates—Bareskrim Polri mengungkap adanya peningkatan penggunaan kokain di Indonesia sepanjang 2024 hingga 2025. Ini terungkap setelah pengungkapan kasus peredaran 25 kilogram kokain di wilayah Aceh dan Sumatera Utara (Sumut).
You may also like : 20 Tahun Tsunami Aceh, Bencana Terdahsyat di Era Modern
“Dari pengungkapan 25 kilogram kokain tersebut, ada peningkatan jumlah pemakai kokain di tahun 2024-2025 ini,” kata Dirtipidnarkoba Bareskrim Polri Brigjen Eko Hadi Santoso kepada wartawan sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari website resmi Humas Polri, Minggu, 20 April 2025.
You might be interested : Radja Nainggolan Ditangkap Polisi di Belgia, Diduga Terlibat Sindikat Penyelundupan Kokain
Dijelaskan Eko, pengguna kokain berasal dari kelompok tertentu. “Kokain itu dari harga cukup mahal dan diidentifikasi penggunanya kelompok tertentu,” ujarnya.
Eko menambahkan, tim Ditresnarkoba Polda Aceh dan Polres Langsa masih terus melakukan pengembangan terhadap jaringan peredaran kokain tersebut.
“Masih kita kembangkan terus oleh jajaran Ditresnarkoba Polda Aceh dan Polres Langsa,” katanya.
Kepolisian tegas Eko akan melakukan berbagai cara agar menumpas peredaran narkoba yang ada di Indonesia.
“Semua jenis narkoba akan kita berantas,” tegasnya.
Sebelumnya, personel Satresnarkoba Polres Langsa berhasil mengungkap jaringan peredaran kokain seberat 25 kilogram. Enam orang ditangkap di sejumlah lokasi berbeda di Aceh dan Sumut.
Ini merupakan hasil penyelidikan intensif yang dilakukan sejak Februari 2025, saat Polres Langsa dipimpin AKBP Andy Rahmansyah yang kini menjabat sebagai Wadir Reskrimum Polda Aceh.
Andy menyebut, penangkapan dilakukan oleh tim gabungan yang ia pimpin bersama Dirresnarkoba Polda Aceh Kombespol Shobarmen. Dua tersangka pertama, Muhammad Rizal dan Khadafi, ditangkap di Desa Baroh, Kecamatan Langsa Lama, Kota Langsa dengan barang bukti kokain dalam tas ransel.
Pengungkapan ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi target pasar jaringan narkoba internasional.