UPdates—Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa ogah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ikut menanggung beban utang proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikelola PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
You may also like : Minta Rem Perjalanan Luar Negeri, Prabowo: Tolonglah Para Menteri Puasa Dulu Lima Tahun
Purbaya mendorong agar penyelesaian pembiayaan proyek strategis itu dilakukan oleh Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).
"Kalau ini kan dibuat Danantara kan ya, kalau dibuat Danantara kan mereka sudah punya manajemen sendiri, sudah punya dividen sendiri yang rata-rata setahun bisa Rp80 triliun atau lebih," kata Purbaya dalam acara Media Gathering Kemenkeu 2025 di Bogor, baru-baru ini.
Ia menegaskan, pemerintah tidak ingin seluruh beban proyek infrastruktur kembali ditanggung negara.
"Karena kalau enggak ya semuanya kita lagi, termasuk dividennya. Jadi ini kan mau dipisahin swasta sama government," tegasnya.
Keputusan Purbaya itu mendapat banyak dukungan publik. Aktivis media sosial dan mantan jurnalis, Iwan Piliang mengatakan bahwa sejak awal kereta cepat Whoosh memang sudah diprediksi merugi.
“Persoalan dari awal proyek itu sudah diingatkan pengamat, ahli: pasti merugi,” tulisnya di akun X-nya, @iwanpiliang7 sebagaimana dipantau keidenesia.tv, Minggu, 12 Oktober 2025.
Mantan Kabareskrim Polri, Susno Duadji juga memberikan dukungan moril pada Purbaya yang kini jadi sorotan publik dengan kebijakan-kebijakannya.
“Sepanjang kebijakan Mekeu Purbaya memihak rakyat maka akan dibela,” tegas Susno dalam unggahan di akun X-nya, @susno2g.