UPdates - Selasa, 22 Juli 2025 sekira pukul 19.05 WITA, sebanyak 33 pemadam kebakaran dan 10 unit armada berjuang memadamkan amukan si jago merah.
You may also like : 2 Rumah di Kota Makassar Dilahap Si Jago Merah dalam Sehari
Peristiwa nahas tersebut terjadi di Jalan Tidung 6 Setapak 7, RT 03, RW 04, Kelurahan Mappala, Kecamatan Rappocini. Personel Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkarmat) Kota Makassar baru berhasil melokalisir api pada pukul 20:15 WITA.
Dua rumah hangus dan satu rusak ringan gegara amukan si jago merah yang diduga bersumber dari nyala sebuah lilin di rumah milik M. A. Ibrahim. Dia yang tinggal bersama 10 sanak keluarganya terpaksa memakai alat penerangan sederhana itu lantaran aliran listriknya terputus.
Ibrahim menyatakan, listrik di rumahnya telah mati sejak Selasa, 22 Juli 2025 sekira pukul 11.00 WITA. Hal itu menurutnya terjadi karena telah melewati jatuh tempo pembayaran setiap tanggal 20 Juli.
Hanya saja, Ibrahim mengaku pembayaran listrik tak dapat dilakukan pada tanggal 20 Juli 2025 kemarin karena merupakan hari Minggu (libur). Dia pun baru bisa melunasi tagihan listriknya pada Selasa, 22 Juli 2025. Namun sayang, aliran listrik rumahnya telah lebih dulu padam sebelum melakukan pembayaran.
“Saya itu tidak tahu persis karena saya pergi sembahyang (Salat Magrib), yang tahu persis itu anakku (yang) ada di dalam sama anaknya, yang satu tidur,” ungkap Ibrahim kepada KeIdenesia.tv pada Rabu, 23 Juli 2025.
“Jadi, waktu dia itu yang tidur itu bangun buang air kecil bilang kenapa panas ini? (sedangkan) kamar kan tertutup. Jadi itu anakku yang ada anaknya langsung bilang terbakar dalam kamar, langsung ditendang itu pintu, terbuka sudah keras (apinya membesar) kan plafon,” sambungnya.
Api yang berasal dari nyala lilin yang terjatuh dan membakar rumah Ibrahim pun menjalar ke rumah tetangganya, yakni Amir Gani. Pria yang berprofesi sebagai guru Sekolah Dasar (SD) ini juga harus merelakan rumahnya terlahap amukan si jago merah. Api juga membakar bagian atap dan plafon bagian depan rumah milik keluarga Sudirman.
Ibrahim dan 10 anggota keluarganya pun terpaksa mengungsi di Masjid Nurul Muttahidah, tak jauh dari rumahnya yang telah hangus terbakar. Mereka pun hanya bisa meratapi musibah yang tak pernah terbayangkan bakal terjadi. Sembari mengais puing-puing isi rumah yang mungkin saja masih bisa mereka pakai.
“Besar harapan saya dari pemerintah untuk bantu korban. Mudah-mudahan pemerintah bisa membantu saya alakadarnya. Paling dibutuhkan sekarang makanan dengan pakaian, karena tinggal di badan pakaian (yang terpakai sekarang),” harapnya.