Pasukan Keamanan Perbatasan India (BSF) berjaga dari bunker dekat perbatasan berpagar dengan Pakistan. (Foto: Reuters)

Pasukan India dan Pakistan Saling Tembak di Kashmir

26 April 2025
Font +
Font -

UPdates—Pasukan Pakistan dan India saling tembak di Garis Kontrol di Kashmir yang disengketakan di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara tetangga. Itu menyusul penembakan 26 wisatawan di Kashmir yang dikelola India.

You may also like : selingkuh mayat ndtvKetahuan Selingkuh, Istri Bunuh Suami Bersama Kekasihnya

Syed Ashfaq Gilani, seorang pejabat pemerintah di Kashmir yang dikelola Pakistan, mengatakan pasukan saling tembak semalam di sepanjang Garis Kontrol yang memisahkan kedua negara.

You might be interested : pakistan train attackedMilitan Baloch Klaim Eksekusi 214 Sandera setelah Ultimatum 48 Jam tak Digubris Tentara Pakistan

Tidak ada laporan korban jiwa. "Dan tidak ada penembakan terhadap penduduk sipil," kata Gilani dikutip AFP sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari rferl.org, Sabtu, 26 April 2025.

Perwira militer India yang dikutip Associated Press dengan syarat anonim mengatakan bahwa pasukan Pakistan telah menembaki sebuah pos militer India.

Para pejabat, yang tidak berwenang berbicara kepada media, mengatakan pasukan India membalas tembakan. Mereka juga mengatakan tidak ada laporan korban dalam insiden tersebut.

India menyebut pembunuhan 26 orang oleh orang-orang bersenjata di sebuah objek wisata Himalaya di Pahalgam sebagai serangan teroris dan menuduh Pakistan mendukung mereka. Dua puluh lima dari mereka yang tewas adalah warga negara India.

Kelompok militan yang kurang dikenal yang disebut Front Perlawanan mengaku bertanggung jawab atas serangan pada tanggal 22 April itu.

Polisi India mengatakan orang-orang bersenjata dalam serangan itu adalah anggota kelompok Lashkar-e-Taiba yang berbasis di Pakistan, sebuah organisasi teroris yang ditetapkan PBB. Mereka menawarkan hadiah 2 juta rupee atau sekitar Rp393 juta untuk informasi yang mengarah pada penangkapan setiap orang.

Ratusan pasukan keamanan telah dikerahkan ke Lembah Pahlavi dan langkah-langkah keamanan yang ketat telah diberlakukan.

Sehari setelah serangan itu, New Delhi menangguhkan perjanjian pembagian air yang telah berlangsung selama 6 dekade, mengumumkan penutupan perbatasan darat utama dengan Pakistan, menurunkan hubungan diplomatik, dan mencabut visa bagi warga Pakistan.

Pakistan telah membantah terlibat dan menanggapi dengan tindakan balasannya sendiri pada tanggal 24 April, menangguhkan visa bagi sejumlah warga negara India dan mengusir sejumlah diplomat dan pejabat pertahanan India dari negara itu.

Senat Pakistan pada tanggal 25 April dengan suara bulat mengeluarkan resolusi yang menentang kaitan serangan Pahalgam dengan Pakistan.

Presiden AS Donald Trump pada tanggal 25 April mengomentari situasi tersebut untuk pertama kalinya di depan umum.

"Telah terjadi ketegangan di perbatasan itu selama 1.500 tahun, jadi, Anda tahu, keadaannya sama seperti sebelumnya. Namun, mereka akan menyelesaikannya, dengan satu atau lain cara," kata Trump kepada wartawan di dalam Air Force One dalam perjalanan ke Roma untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.

Kashmir telah terbagi antara India dan Pakistan sejak kemerdekaan mereka pada tahun 1947, dengan keduanya mengklaim wilayah tersebut secara penuh sementara memerintah bagian-bagiannya secara terpisah.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif telah menyerukan investigasi yang kredibel atas serangan tersebut dan mengatakan India harus menahan godaan untuk mengeksploitasi insiden tragis tersebut demi keuntungannya sendiri.

Menteri Pertahanan Pakistan Khawaja Muhammad Asif dikutip pada tanggal 25 April mengatakan Pakistan siap bekerja sama dengan investigasi apa pun yang dilakukan oleh inspektur internasional.

Asif mengatakan kepada The New York Times dalam sebuah wawancara bahwa India telah menggunakan akibat dari serangan tersebut sebagai dalih untuk menangguhkan perjanjian air dan untuk tujuan politik dalam negeri.

India menurutnya mengambil langkah-langkah untuk menghukum Pakistan tanpa bukti apa pun dan tanpa investigasi apa pun.

"Kami tidak ingin perang ini berkobar, karena berkobarnya perang ini dapat menyebabkan bencana bagi wilayah ini," kata Asif kepada surat kabar tersebut.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

oprah

Oprah Winfrey

"Banyak orang yang ingin bersama dengan Anda dalam limosin, tapi apa yang Anda inginkan adalah seseorang yang akan bersedia naik bus dengan Anda ketika limosin rusak."
Load More >