
UPdates—Pemimpin kelompok Pasukan Populer yang menjadi antek-antek Israel, Yasser Abu Shabab, tewas pada Kamis, 4 Desember di Gaza.
You may also like :
Nyawa Dibayar Nyawa, 2 Komandan Tentara Israel Pembunuh Yahya Sinwar Ternyata Berhasil Dibunuh Hamas
Pembunuhan pemimpin milisi Gaza itu dikonfirmasi oleh kelompoknya dan media Israel.
You might be interested :
Israel Umumkan Operasi Darat di Gaza, Warga Kembali Mengungsi
Sebuah sumber yang dekat dengan Brigade Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), mengungkapkan bahwa pembunuhan Yasser Abu Shabab pada hari Kamis dilakukan dalam penyergapan yang terencana dengan baik oleh Brigade di dalam kota Rafah di Jalur Gaza selatan.
Menurut Quds Press sebagaimana dilansir Keidenesia.tv dari Saba, Jumat, 5 Desember 2025, sumber tersebut menjelaskan bahwa operasi tersebut dilakukan oleh seorang pemuda dari klan Abu Shabab.
Pemuda yang menjadi bagian dari pasukan khusus Hamas itu berpura-pura ingin bergabung dengan kelompok bersenjata yang dipimpin oleh Yasser Abu Shabab, sebelum dengan cermat melaksanakan rencana tersebut dan menghabisinya bersama beberapa rekannya.
Ini merupakan babak terakhir dari seorang pria yang mencoba menampilkan dirinya – dengan dukungan Israel – sebagai alternatif Hamas, tetapi justru dicemooh oleh warga Palestina sebagai pengkhianat.
Sebagaimana dilansir dari Aljazeera, di awal usia 30-an dan berasal dari suku Badui Tarabin di Gaza selatan, Abu Shabab hampir tidak dikenal di daerah kantong Palestina tersebut hingga kemunculannya sebagai pemimpin milisi tahun lalu.
Awalnya bernama "Layanan Anti-Teror", pada bulan Mei tahun ini kelompok ini telah mempopulerkan dirinya sebagai "Pasukan Populer", sebuah kelompok bersenjata lengkap yang terdiri dari setidaknya 100 pejuang yang beroperasi di wilayah Gaza yang dikuasai Israel.
Kelompok ini beroperasi di antara geng kriminal dan pasukan proksi Israel, tetapi menampilkan diri sebagai kelompok nasionalis Palestina yang berdedikasi untuk memerangi Hamas.
Pencitraan tersebut memiliki tujuan bagi Israel, meskipun tujuan akhirnya bagi kelompok tersebut tidak pernah jelas, terutama setelah menjadi jelas bahwa Pasukan Populer tidak memiliki daya tarik massa.
Ini karena bagi banyak warga Palestina, Abu Shabab adalah seorang penjahat – ia telah dipenjara oleh otoritas Palestina di Gaza selama beberapa tahun atas tuduhan terkait narkoba sebelum melarikan diri dari penjara pada awal perang di Gaza.
Abu Shabab juga diketahui publik secara luas di Gaza sebagai penjarah bantuan yang membuat warga kelaparan.