UPdates—Pembakaran dan pemusnahan barang bukti cenderamata berbentuk mahkota Cenderawasih memicu demonstrasi yang berujung kerusuhan di Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan.
You may also like : OPM Papua Ancam Serbu dan Kuasai Kota Wamena, Minta Warga Sipil Kosongkan Kota
Pemusnahan itu dilakukan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Papua pada Senin, 20 Oktober 2025 lalu dan videonya viral di media sosial.
Peristiwa kerusuhan mengakibatkan setidaknya tiga polisi yang melakukan pengamanan terluka. Mereka dilaporkan terkena anak panah dan parang saat berusaha meredam amarah warga.
Dalam kerusuhan itu, empat orang diamankan aparat kepolisian. Mereka diduga sebagai provokator sehingga terjadi aksi anarkis warga.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Cahyo Sukarnito kepada awak media mengatakan, demo berujung kerusuhan yang terjadi di wilayah Tanah Merah, Boven Digoel, pada Rabu, 22 Oktober 2025 itu merupakan bentuk protes masyarakat terhadap beredarnya video pemusnahan cenderamata berbentuk mahkota Cenderawasih oleh pihak BBKSDA Provinsi Papua.
Menurut Kombes Cahyo Sukarnito, demonstrasi awalnya berlangsung tertib. Massa menyampaikan aspirasi dengan damai sebelum akhirnya terjadi kesalahpahaman di lokasi aksi.
Selain korban luka, kerusahan ini juga menyebabkan kerugian materi. Pasalnya, dalam peristiwa itu juga terjadi penjarahan toko milik warga.
Sebelumnya, BBKSDA Papua sudah menyampaikan permohonan maaf atas pemusnahan cenderawasih opset dan mahkota burung cenderawasih itu.
Kepala BBKSDA Papua, Johny Santoso pada Rabu kemarin mengatakan tindakan tersebut tidak dimaksudkan untuk mengabaikan nilai budaya dan jati diri masyarakat Papua.
Menurutnya, mereka sangat menghormati nilai budaya Papua sebagai bagian penting dari kekayaan bangsa Indonesia.
Terkait pemusnahan, Johny menyebut itu mereka lakukan dalam kerangka penegakan hukum dan perlindungan satwa liar yang dilindungi sesuai mandat Undang-Undang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.