Ahmed al-Doush dilaporkan telah dipenjara di Arab Saudi (Foto: Facebook)

Pengikut di X hanya 37, Pria Ini Dipenjara 10 Tahun karena 1 Tweet

14 May 2025
Font +
Font -

UPdates—Seorang ayah empat anak asal Inggris divonis penjara selama 10 tahun di Arab Saudi awal pekan ini atas unggahan media sosial yang dihapus dari akun X/Twitter dengan hanya 37 pengikut.

You may also like : toko permenSadis! Turis "Dipalak" Rp19,7 Juta untuk 2 Bungkus Permen

Ahmed al-Doush, seorang analis bisnis senior di Bank of America, diketahui telah dijebloskan ke penjara setelah ditangkap oleh otoritas Saudi pada tanggal 31 Agustus 2024, saat sedang berlibur bersama keluarganya di Saudi.

You might be interested : inter latih 5Prediksi Final Supercoppa Italiana, Inter Milan vs AC Milan: Nerazzurri Favorit

Ia dihentikan oleh keamanan saat bersiap untuk terbang pulang ke Inggris dari Bandara Internasional King Khalid di Riyadh.

Ia kini divonis penjara selama 10 tahun setelah seorang pengacara yang ditunjuk negara memberi tahu istrinya, Amaher Nour, bahwa ia telah dihukum atas suatu pelanggaran pada sidang hari Senin, 12 Mei 2025 waktu setempat.

Sang pengacara tidak dapat memberi tahu istrinya apa pelanggarannya.

Lima bulan setelah penangkapannya, Amnesty International mengatakan Ahmed diberi tahu bahwa ia akan dikenai dakwaan karena menggunakan media sosial untuk menyebarkan berita palsu, tidak benar, dan merusak, dan bahwa ia dituduh kedua kalinya memiliki hubungan dengan seseorang yang mengancam keamanan nasional, demikian dilaporkan The Times.

Keluarga Ahmed yakin tuduhan ini mungkin terkait dengan cuitannya tahun 2018 silam yang ia buat mengenai situasi di Sudan, tanpa menyebutkan Arab Saudi, yang kemudian ia hapus.

Mereka juga yakin bahwa tuduhan kedua terkait dengan dugaan hubungannya dengan seorang kritikus Saudi di pengasingan yang tidak memiliki hubungan dengannya selain mengenal putranya.

Istrinya sedang hamil pada saat penangkapannya, sebelum naik pesawat kembali ke Bandara Manchester, dan karena itu ia tidak dapat menghadiri kelahiran anak keempatnya.

"Pihak berwenang meminta dokumennya dan kami pikir itu hanya masalah visanya. Dia menelepon saya dari bagian keamanan dan menyuruh saya terbang bersama anak-anak ke Turki, tempat persinggahan kami, dan berkata, 'Saya akan segera menyusul'," ungkap Nour sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari The Mirror, Rabu, 14 Mei 2025.

"Malam hari adalah saat tersulit bagi saya saat saya sendirian dan suasana tenang. Saya terus bertanya pada diri sendiri mengapa, mengapa, mengapa ini terjadi, dan saya tidak dapat memahaminya karena sama sekali tidak masuk akal. Dia tidak memiliki hubungan politik apa pun," lanjutnya.

Sejak penangkapannya, Amnesty International mengatakan bahwa Al-Doush telah menghadapi 'berbagai pelanggaran' terhadap hak-haknya untuk diadili secara adil dan menjadi sasaran interogasi ekstensif tanpa didampingi pengacara, demikian dilaporkan Manchester Evening News.

Selama dua bulan, keluarganya juga tidak menghubunginya, mereka juga tidak menerima informasi tentang kondisinya atau alasan penahanannya. Kontaknya dengan keluarganya dan tim hukum yang berbasis di Inggris terus dibatasi secara ketat.

Kasus tersebut dibahas oleh Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy dengan mitranya dari Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan bin Abdullah, meskipun rincian panggilan telepon mereka tidak diungkapkan.

Menanggapi surat dari kelompok hak asasi manusia, Reprieve, kepada Lammy mengenai kasus tersebut, seorang pejabat Kantor Luar Negeri menulis pada tanggal 2 April bahwa pemerintah Inggris tidak dapat mencampuri proses hukum negara lain dan harus menghormati sistem mereka.

"Kami juga tidak dapat membebaskan warga negara Inggris dari penjara," demikian pernyataan itu sebagaimana dilaporkan The Guardian.

Amnesty International mengatakan bahwa baru pada bulan November tahun lalu Al-Doush dapat menelepon istri dan keluarganya setiap satu minggu sekali.

"Kami mengutuk keras hukuman ini dan menegaskan kembali seruan mendesak kepada otoritas Saudi untuk segera dan tanpa syarat membebaskan Ahmed al-Doush, jika ia ditahan semata-mata karena menjalankan hak asasi manusianya secara damai," kata Sacha Deshmukh, Kepala Eksekutif Amnesty International Inggris.

"Ia harus diizinkan untuk kembali ke keluarganya di Inggris tanpa penundaan. Sementara itu, otoritas Saudi harus menegakkan haknya atas pengadilan yang adil, segera membagikan dokumen pengadilannya kepadanya, dan menjamin akses rutin kepada keluarga dan penasihat hukumnya," lanjutnya.

Mereka juga mendesak pemerintah Inggris untuk mengambil semua langkah yang diperlukan guna mengamankan pembebasannya segera dan tanpa syarat. "Penahanan sewenang-wenang terhadap warga negara Inggris lainnya di luar negeri tidak dapat ditoleransi. Tindakan segera dan tegas sangat penting,” tegasnya.

Seorang juru bicara Kantor Luar Negeri mengatakan bahwa mereka mendukung seorang pria Inggris yang ditahan di Arab Saudi dan sedang berhubungan dengan keluarganya dan otoritas setempat.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

capture

Tan Malaka

"Kelahiran suatu pikiran sering menyamai kelahiran seorang anak. Ia didahului dengan penderitaan-penderitaan pembawaan kelahirannya."
Load More >