UPdates—Insiden penusukan massal di Washington, DC, menyebabkan enam orang terluka dan area di dekat US Capitol ditutup sementara.
You may also like : 
Rusia Bantah Percakapan Telepon Putin dan Trump
Departemen Kepolisian Metropolitan DC mengatakan, penusukan itu terjadi di lingkungan Northeast yang berjarak beberapa blok dari Universitas Gallaudet sekitar pukul 3.45 sore pada hari Kamis waktu setempat.
You might be interested : 
Kesal Trump Menang, Wanita di Amerika Ramai-ramai Mogok Seks, Serukan Gerakan 4B
Polisi berada di tempat kejadian, banyak orang yang ditikam di dekat Meigs Place dan Motello Avenue NE, agensi tersebut menyatakan di X. Satu tersangka, seorang pria, telah ditangkap.
Pria itu dalam kondisi mental yang berubah-ubah karena zat yang tidak diketahui dan menikam dirinya sendiri. Kepala Polisi Pamela Smith saat konferensi pers malam mengatakan, pelaku ditemukan terbaring di tanah.
"Petugas tiba di tempat kejadian dalam waktu kurang dari satu menit dan menemukan banyak orang yang menderita luka tusuk,' katanya sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Metro, Jumat, 4 April 2025.
Pria itu diduga menikam seorang kenalan wanita yang bersamanya, orang lain di blok tersebut dan dua orang Samaria.
Menurut Smith, empat wanita dan dua pria dibawa ke rumah sakit terdekat, termasuk seorang nenek dan dua cucu perempuannya.
Semua korban dalam kondisi stabil dan tersangka menjalani operasi, setelah itu ia ditahan. Identitasnya tidak segera diungkapkan.
"Dua orang Samaria yang baik hati – dan kami sangat berterima kasih kepada mereka sore ini – mencoba campur tangan dalam penyerangan tersebut dan termasuk di antara mereka yang terluka," kata Smith.
Smith menegaskan, insiden ini menyoroti perlunya bantuan untuk masalah penyalahgunaan zat dalam masyarakat.
Penyidik menemukan pisau yang ditemukan beberapa kaki dari tersangka yang mereka yakini digunakan dalam penusukan. Foto pisau di rumput yang dibagikan polisi di X menunjukkan gagang dan bilah pisau berwarna hitam dan perak berlumuran darah.
"Kami ingin memastikan bahwa individu yang menderita penyalahgunaan zat jenis apa pun atau perubahan kondisi pikiran apa pun, kami ingin memastikan mereka mendapatkan dukungan dan bantuan yang tepat," ujar Smith.
Penusukan massal itu terjadi empat tahun setelah seorang pengemudi menabrak barikade di dekat Gedung Capitol AS dan menyerang dua petugas polisi Capitol. Tersangka kemudian keluar dari mobil sambil mengacungkan sesuatu yang tampak seperti pisau dan ditembak mati oleh polisi.
