Penyelundupan narkotika dengan kapal selam digagalkan (Foto via Borderland Beat)

Penyelundupan 225 Ton Kokain dengan Kapal Selam Digagalkan, Pecahkan Rekor dan Ungkap Rute Trans-Pasifik Baru

1 December 2024
Font +
Font -

UPdates—Angkatan Laut Kolombia berhasil mengungkap rute penyelundupan narkoba baru dari Amerika Selatan ke Australia setelah menangkap kapal selam narkotika yang berisi kokain di Samudra Pasifik.

Penangkapan tersebut dilakukan dalam operasi antinarkoba selama enam minggu. Operasi ini dilakukan bersama oleh otoritas Kolombia dan pejabat keamanan dari puluhan negara lain..

Dalam operasi itu, mereka menyita sedikitnya 225 ton kokain. "Ini mungkin penyitaan kokain terbesar yang dilakukan Kolombia dalam sejarah," kata Presiden Kolombia Gustavo Petro dalam sebuah postingan di X sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Borderland Beat, Minggu, 1 Desember 2024.

Sebagai bagian dari penggerebekan global besar-besaran, operasi antinarkoba internasional yang dipimpin Kolombia itu berhasil menangkap enam kapal selam narkotika berisi kokain.

Misi yang melibatkan 62 negara itu menyita lebih dari 1.400 ton narkoba, sebagian besar ganja, antara 1 Oktober dan 14 November. Itu menurut Wakil Laksamana Orlando Enrique Grisales, kepala staf operasi angkatan laut untuk Angkatan Laut Kolombia.

Setidaknya 400 orang dilaporkan ditangkap dalam "Operasi Orion" tersebut. Selain narkotika, mereka juga menggagalkan pengiriman senjata ilegal dan penyelundupan migran.

Di antara barang-barang yang disita adalah 225 metrik ton kokain, 5 ton di antaranya ditemukan di atas kapal semi-submersible yang sedang melakukan rute perdagangan gelap dari Kolombia ke Australia.

Kapal itu, yang dicegat di perairan Pasifik dengan bahan bakar yang cukup untuk mencapai Australia, adalah kapal selam narkotika ketiga yang dicegat di rute tersebut.

"Ini adalah rute baru yang telah mereka buka untuk kapal semi-submersible," kata kepala unit anti-narkotika angkatan laut Kolombia, Manuel Rodríguez kepada media.

“Yang pertama ditemukan di perairan Kolombia, dan berkat peta yang dibawanya, kami mengidentifikasi rutenya. Saat itulah kami mulai bekerja sama dengan otoritas Australia,” imbuhnya.

Kapal selam narkoba terbaru dicegat 1.200 mil atau 2.000 km di barat daya Pulau Clipperton, atol karang Prancis yang tak berpenghuni di Pasifik.

Kapal berbahan kayu dan fiber glass itu diperkirakan berlayar dari pelabuhan Tumaco di Kolombia, menempuh jarak ribuan mil sebelum dihentikan. Kapal semi-submersible itu mampu menempuh jarak 16.000 kilometer tanpa perlu mengisi bahan bakar di laut.

Kepala staf operasi angkatan laut untuk Angkatan Laut Kolombia, Wakil Laksamana Orlando Enrique Grisales, mengatakan ketiga kapal semi-submersible yang mereka hentikan semuanya mampu berlayar dari Kolombia ke Australia tanpa perlu mengisi bahan bakar di laut.

"Yang pertama ditemukan di perairan Kolombia, dan berkat peta yang dibawanya, kami mengidentifikasi rutenya. Saat itulah kami mulai bekerja sama dengan pihak berwenang Australia," kata wakil laksamana kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers.

Menurut OECD, warga Australia adalah pengguna kokain per kapita tertinggi di dunia, diikuti oleh Inggris.

Kepolisian Australia telah memperingatkan dalam beberapa tahun terakhir bahwa kartel narkoba internasional semakin menargetkan negara tersebut, tempat lonjakan penggunaan kokain dikombinasikan dengan beberapa harga jalanan tertinggi di dunia telah memicu pasar gelap yang menguntungkan.

Menurut Angkatan Laut Kolombia, penangkapan tersebut dikatakan telah merampas keuntungan dari geng narkoba sedikitnya $8,4 miliar.

Satu kilogram kokain dapat dijual hingga $240.000 di Australia atau enam kali lebih tinggi dari harga di AS.

Pasar metamfetamin atau "ice" di Australia masih sangat besar. Baru-baru ini, kartel Meksiko, bersama dengan geng motor Australia dan kelompok kriminal Eropa telah meningkatkan pasokan ke benua itu menyusul tindakan keras terhadap perdagangan narkoba dari Asia.

Font +
Font -