Ilustrasi cuaca laut ekstrem di perairan Indonesia. (foto:Freepik/rawpixel.com)

Peringatan BMKG: Laut Indonesia akan Bergejolak di Bulan Desember hingga Februari

5 December 2025
Font +
Font -

UPdates - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan cuaca laut ekstrem di perairan Indonesia.

You may also like : cuaca 1BMKG: Waspada Banjir Bandang dan Longsor, Potensi Cuaca Ekstrem di Indonesia 2-7 Februari

BMKG mengingatkan bahwa pada periode Desember, Januari hingga Februari, gelombang tinggi akan lebih intens di wilayah Indonesia.

You might be interested : img 7486Prakiraan Cuaca Hari Ini, 29 Juli: Enrekang, Lutra, dan Lutim Diguyur Hujan di Selasa Siang

Dilansir dari RRI, Jumat, 5 Desember 2025, berbagai fenomena atmosfer diperkirakan membuat gelombang laut meningkat dan kondisi perairan menjadi lebih bergejolak.

BMKG menyampaikan, selain curah hujan tinggi, secara klimatologis tinggi gelombang pada periode Desember-Februari cenderung lebih besar dibandingkan bulan lainnya.

Kondisi ini dipengaruhi perubahan pola angin monsun dan interaksi berbagai fenomena atmosfer. Pada Desember, menurut BMKG monsun Asia akan mulai “pemanasan”.

Pola angin dari Laut China Selatan hingga perairan Kepulauan Natuna menunjukkan penguatan dengan kecepatan lebih dari 18 km/jam (>10 knot). Namun, di wilayah perairan dalam seperti Selat Karimata, Laut Jawa, dan Laut Banda, angin masih relatif lemah di kisaran 11–18 km/jam (6–10 knot).

Dorongan angin yang belum maksimal membuat tinggi gelombang di area ini tetap rendah, umumnya di bawah 1 meter. Lalu, pada Januari menjadi fase puncak monsun Asia.

Menurut BMKG, embusan angin tidak hanya lebih kuat. Tetapi juga merata di hampir seluruh perairan dalam seperti Laut Jawa, Selat Karimata, Laut Maluku, Laut Halmahera, dan Laut Banda.

Adapun kecepatan angin meningkat hingga lebih dari 18,5 km/jam (>10 knot). Kondisi ini berdampak pada:

- Tinggi gelombang naik hingga lebih dari 1 meter
- Laut menjadi lebih bergejolak dan potensi bahaya pelayaran meningkat

BMKG lantas mengimbau pelaku kegiatan laut, termasuk nelayan dan operator transportasi laut, untuk lebih waspada pada periode ini.

Memasuki Februari, monsun Asia mulai melemah. Kecepatan angin di perairan dalam kembali turun ke kisaran 7–18 km/jam (4–10 knot). Penurunan itu menyebabkan gelombang di banyak wilayah menurun.

Namun, perairan yang berhubungan langsung dengan samudra terbuka, seperti Laut Sulawesi, Laut Halmahera, Laut Sawu, serta perairan Kepulauan Tanimbar masih mengalami gelombang di atas 0,75 meter. Gelombang di wilayah tersebut belum sepenuhnya mereda.

BMKG menjelaskan bahwa dinamika cuaca dan laut Indonesia dipengaruhi kombinasi fenomena atmosfer berskala besar hingga lokal. Di antaranya:
- ENSO (El Niño–Southern Oscillation)
- Indian Ocean Dipole (IOD)
- Madden Julian Oscillation (MJO)
- Gelombang Kelvin dan Rossby
- Angin darat–laut (harian)
- Cold surge, Borneo vortex, dan siklon tropis

Kondisi geografis Indonesia, dengan ribuan pulau serta ratusan gunung dan lembah juga membuat arah angin sering berbelok. Lalu menciptakan pola angin lokal yang kompleks dan berpengaruh pada karakter gelombang.

BMKG mengimbau masyarakat yang beraktivitas di laut, termasuk nelayan, operator transportasi, dan wisata bahari, agar selalu memperbarui informasi cuaca dan peringatan dini. Cuaca laut yang lebih aktif pada periode Desember-Februari perlu diantisipasi untuk mencegah risiko kecelakaan dan kerugian.

 

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

portrait of rev martin luther king jr u l p74hmb0

Martin Luther King Jr

"Ada saatnya ketika diam adalah pengkhianatan."
Load More >