Donald Trump dan Benjamin Netanyahu (Foto: AFP)

Perintah Donald Trump jika Iran Membunuhnya: Musnahkan!

5 February 2025
Font +
Font -

UPdates—Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan dia telah memberikan instruksi kepada para penasihatnya untuk menghancurkan Iran jika negara itu membunuhnya.

You may also like : trump igSemua Penumpang Tewas, Trump Salahkan Biden dan Obama dalam Tabrakan Pesawat di Washington

"Jika mereka melakukan itu, mereka akan dilenyapkan," kata Trump pada hari Selasa waktu setempat dalam perbincangan dengan wartawan sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari TRT World, Rabu, 5 Februari 2025.

You might be interested : tentara israel aaDisergap Pejuang Palestina di Gaza, 3 Tentara Israel Tewas, 12 Terluka, 2 Kritis

Perintah itu ia ungkap saat menandatangani perintah eksekutif yang menyerukan pemerintah AS untuk memberikan tekanan maksimal terhadap Teheran.

"Saya sudah meninggalkan instruksi, jika mereka melakukannya, mereka akan musnah, tidak akan ada yang tersisa," tegasnya.

Jika Trump dibunuh, Wakil Presiden JD Vance akan menjadi presiden dan belum tentu terikat oleh instruksi apa pun yang ditinggalkan pendahulunya.

Otoritas federal telah melacak "ancaman Iran" terhadap Trump dan pejabat pemerintahan lainnya selama bertahun-tahun.

Sementara itu, Trump memerintahkan pembunuhan Qassem Soleimani pada tahun 2020, yang memimpin Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam Iran.

Menurut pejabat AS, ancaman terhadap nyawa Trump dari Iran mendorong keamanan tambahan pada hari-hari sebelum rapat umum kampanye bulan Juli di Pennsylvania di mana Trump ditembak di telinga.

Namun para pejabat saat itu mengatakan mereka tidak yakin Iran terlibat dalam percobaan pembunuhan itu.

Departemen Kehakiman mengklaim pada bulan November bahwa rencana Iran untuk membunuh Trump sebelum pemilihan presiden telah digagalkan.

Departemen tersebut menuduh pejabat Iran telah menginstruksikan Farhad Shakeri, 51, pada bulan September untuk fokus pada pengawasan dan akhirnya membunuh Trump. Shakeri masih bebas di Iran.

Para pejabat Iran saat itu menepis tuduhan tersebut, dan menyebut laporan itu sebagai rencana kalangan yang terkait dengan Israel untuk membuat hubungan Iran-AS semakin rumit.

'Tekanan maksimum' terhadap Iran

Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menerapkan kembali kebijakan tekanan maksimum terhadap Iran, yang bertujuan untuk mengekang ekspor minyaknya dan membatasi pengaruhnya di Timur Tengah. "Sangat sulit di Iran," katanya kepada wartawan.

Diakui Trump, dirinya bimbang saat menandatangani perintah tersebut. "Semoga saja kami tidak perlu terlalu sering menggunakannya," ujarnya.

Perintah tersebut mengarahkan Departemen Keuangan untuk menjatuhkan tekanan ekonomi maksimum terhadap Iran melalui sanksi yang dirancang untuk melumpuhkan ekspor minyak negara tersebut.

Penandatanganan itu dilakukan menjelang pertemuannya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Jadi saya menandatangani ini, dan saya tidak senang melakukannya, tetapi saya benar-benar tidak punya banyak pilihan, karena kita harus kuat dan tegas, dan saya berharap itu tidak perlu digunakan dalam ukuran apa pun. Akan sangat bagus jika kita bisa memiliki Timur Tengah dan mungkin dunia yang benar-benar damai," kata Trump.

Dalam sambutannya, ia menegaskan kembali bahwa Iran tidak dapat memiliki senjata nuklir.

Font +
Font -