UPdates—Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, merilis sebuah video yang menampilkan seorang sandera Israel berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS) di Jalur Gaza yang berbicara kepada Presiden terpilih AS Donald Trump.
You may also like : PM Israel Netanyahu Dikhianati Ajudan, Bocorkan Dokumen Rahasia Gaza
"Kepada Presiden Trump, saya adalah warga negara Amerika-Israel yang saat ini ditawan di Jalur Gaza. Sebagai seorang Amerika, saya selalu percaya pada kekuatan Amerika Serikat, dan sekarang saya mengirimkan pesan saya," kata Eden Alexander dalam video tersebut sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari Anadolu, Minggu, 1 Desember 2024.
You might be interested : Operasi Berani Brigade Al-Qassam, Sergap dengan Pisau, 9 Tentara Israel Tewas
Eden Alexander mengatakan, dirinya berharap Trump mau menegosiasikan pembebasannya bersama sandera lainnya. Sejumlah laporan menyebut ada tujuh sandera berkewarganegaraan AS yang ditahan di Gaza.
"Silakan gunakan pengaruh Anda dan kekuatan penuh Amerika Serikat untuk menegosiasikan kebebasan kami. Setiap hari di sini terasa seperti selamanya, dan rasa sakit di dalam diri kami tumbuh dari hari ke hari," katanya.
"Tolong jangan membuat kesalahan yang sama seperti yang dilakukan Joe Biden. Senjata yang telah dia kirim sekarang membunuh kita, dan pengepungan yang melanggar hukum sekarang membuat kita kelaparan. Saya tidak ingin berakhir mati," lanjutnya.
Selain Trump, ia juga mengirim pesan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Eden Alexander menegaskan bahwa Netanyahu sudah mengabaikan para sandera dan menyoroti janji hadiah kepada siapa pun yang bisa membebaskan mereka.
"Saya mendengar bahwa Anda akan memberikan $5 juta kepada siapa pun yang membawa kami kembali hidup-hidup. Seorang perdana menteri seharusnya melindungi warga negaranya dan tentaranya, tetapi Anda telah mengabaikan kami," tegasnya.
Diperkirakan masi ada 101 tawanan Israel di Gaza. Hamas mengumumkan bahwa puluhan sandera itu tewas dalam serangan udara yang dilakukan Israel secara acak selama setahun perang di Gaza.
Oposisi Israel dan keluarga sandera menuduh Netanyahu menolak untuk mengakhiri perang karena takut pemerintahan koalisinya runtuh, di tengah ancaman oleh para menteri ekstremis untuk menarik diri dari koalisi yang berkuasa.
Hamas mengatakan konflik tersebut hanya akan berakhir jika Israel menghentikan kampanye militernya di daerah kantong yang diblokade tersebut, yang telah menewaskan hampir 44.400 korban sejak Oktober 2023.
Tahun kedua genosida di Gaza, Israel telah menuai kecaman internasional yang semakin meningkat, dengan para pejabat dan lembaga melabeli serangan dan pemblokiran pengiriman bantuan sebagai upaya yang disengaja untuk menghancurkan suatu populasi.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan pada 21 November untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan kepala pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas perang mematikannya di Gaza.