UPdates—Setidaknya 46 orang tewas ketika sebuah pesawat angkut militer Sudan jatuh di distrik permukiman di pinggiran Khartoum pada Selasa malam waktu setempat.
Pemerintah wilayah itu pada hari Rabu, 26 Februari 2025 mengatakan, pesawat Antonov buatan Rusia itu jatuh di dekat pangkalan udara Wadi Sayedna, salah satu pusat militer terbesar milik tentara di wilayah ibu kota.
Kerusakan teknis disebut sebagai penyebab paling mungkin dari kecelakaan itu. Militer mengatakan pesawat itu jatuh saat lepas landas, menewaskan dan melukai personel militer dan warga sipil.
You might be interested : 
Pesawat Tabrak Gedung di California, 2 Tewas dan 18 Luka
"Setelah penghitungan akhir, jumlah korban tewas mencapai 46 orang, dengan 10 orang terluka," kata kantor media pemerintah daerah Khartoum dalam sebuah pernyataan sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari The National, Rabu, 26 Februari 2025.
Laporan itu menyebut bahwa kecelakaan tersebut menyebabkan kebakaran, yang berhasil dipadamkan.
Para saksi mata menggambarkan mendengar ledakan keras dan melihat beberapa rumah rusak di dekat lokasi kecelakaan, yang juga menyebabkan pemadaman listrik.
Sehari sebelumnya, Pasukan Dukungan Cepat paramiliter, yang telah berperang dengan angkatan bersenjata sejak April 2023, mengaku bertanggung jawab atas penembakan jatuh pesawat Ilyushin buatan Rusia di atas Nyala, ibu kota Darfur Selatan.
Perang di Sudan pada dasarnya adalah perebutan kekuasaan antara panglima militer dan presiden de facto Jenderal Abdel Fattah Al Burhan dan mantan sekutunya, komandan RSF, Jenderal Mohamed Dagalo.
Konflik tersebut telah merenggut puluhan ribu nyawa dan menyebabkan sedikitnya 12 juta orang mengungsi. Hal ini juga telah menciptakan krisis kemanusiaan yang dahsyat, dengan 26 juta orang menghadapi kelaparan akut dan daerah-daerah rawan kelaparan muncul di seluruh negara Afro-Arab yang luas dan kaya sumber daya alam tersebut.
