UPdates - Banjir yang melanda Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel), mengakibatkan kerugian besar bagi sektor perikanan. Dinas Perikanan Pangkep mencatat, sekitar 6.534,21 hektare lahan tambak terendam air, dengan kerugian yang ditaksir mencapai Rp 45,7 miliar.
Dirangkum Keidenesia dari berbagai sumber, Rabu, 25 Desember 2024, banjir ini mempengaruhi 35 desa dan kelurahan di tujuh kecamatan, yakni Pangkajene, Minasatene, Bungoro, Labakkang, Ma'rang, Segeri, dan Mandalle.
Di antara kecamatan yang terdampak, kecamatan Ma'rang menjadi yang paling parah dengan luas tambak yang terendam mencapai 2.087 hektare.
You might be interested : KPU Pangkep Lakukan Simulasi Pemilu, Antisipasi Masalah di TPS Jelang Pilkada 2024
Sebagian besar tambak di Pangkep mengandalkan sistem poli kultur, yaitu menggabungkan budidaya udang dan ikan bandeng dalam satu tambak.
Akibat banjir, petambak terpaksa memanen ikan dan udang secara dini untuk menyelamatkan sisa hasil tangkapan. Namun, karena kondisinya yang terendam, banyak hasil panen yang dijual dengan harga sangat murah, bahkan merugikan petambak.
Salah satu upaya yang diharapkan oleh petambak adalah bantuan bibit dari Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPAP) untuk mempercepat pemulihan sektor perikanan yang terdampak.
Pihak BPAP juga berharap bantuan dapat segera disalurkan untuk membantu para petambak yang kesulitan memulihkan kembali tambaknya yang rusak.
Dengan kondisi ini, petambak di Pangkep berharap ada perhatian lebih dari pemerintah dan pihak terkait untuk membantu mereka bangkit dari kerugian yang cukup besar akibat bencana banjir ini.