
UPdates - Pemerintah Kota Makassar menghadirkan transportasi laut antarpulau yang diberi nama ‘Pete-pete Laut’.
Hadirnya Pete-pete Laut yang beroperasi secara gratis menjadi langkah strategis dalam memperkuat mobilitas antarpulau, memangkas kesenjangan layanan, serta membuka ruang percepatan pembangunan di wilayah yang selama ini tergolong terluar, terpencil, dan terjauh (3T).
Dari tiga kapal yang akan disiapkan, kini satu unit telah siap beroperasi secara gratis, memenuhi harapan warga pulau.
You might be interested :
Pemerintah Makassar Tetapkan Daftar Informasi yang Dikecualikan Lewat Uji Konsekuensi
Saat ini, Dishub Makassar telah menyiapkan satu unit kapal kayu bernama “KM Banawa Nusantara 27”, dengan kapasitas angkut sekitar 20 hingga 25 penumpang.
Kepala Bidang Angkutan Umum dan Prasarana Dishub Makassar, Jusman, mengatakan bahwa bantuan kapal tersebut sangat strategis dan dibutuhkan oleh masyarakat pulau, khususnya di wilayah Kecamatan Kepulauan Sangkarang.
Menurutnya, layanan ini menjadi solusi nyata dalam meningkatkan konektivitas antarpulau yang selama ini masih terbatas.
“Program Pete-pete Laut ini merupakan program prioritas Wali Kota Makassar (pak Munafri), dan sangat bermanfaat bagi saudara-saudara kita di pulau. Karena itu, kapalnya sudah ada, siap beroperasi tahun ini,” ujar Jusman, dilansir Keidenesia.TV dari laman Pemkot Makassar, Senin, 22 Desember 2025.
Jusman menjelaskan, untuk tahap awal, Dishub Makassar merencanakan pelayanan ke enam pulau, dengan pembagian rute atau trip berdasarkan jarak dan kapasitas kapal.
Rute pertama atau trip satu dirancang melayani jalur Pelabuhan Kayu Bangkoa ke Pulau Lae-lae, kemudian Pulau Kodingareng selanjutnya Pulau Barrang Caddi dan Pulau Barrang Lompo, kemudian kembali ke Makassar melalui jalur yang sama daratan Kota.
“Trip pertama ini menjadi fokus uji coba awal karena jaraknya relatif dekat dan sesuai dengan kapasitas kapal. Rute ini direncanakan dapat beroperasi setiap hari,” jelasnya.
Sementara itu, trip kedua direncanakan untuk menjangkau wilayah pulau yang lebih jauh dan masuk kategori pulau terluar, yakni dari Pulau Barrang Lompo menuju Pulau Lumu-Lumu, Pulau Langkai, Pulau Lanjukkang, hingga Pulau Bone Tambu, sebelum kembali ke Barrang Lompo dan Makassar.
Namun demikian, Jusman menegaskan bahwa untuk tahap awal operasional, kapal KM Banawa Nusantara 27 akan difokuskan terlebih dahulu pada trip satu, sambil menunggu hasil kajian lanjutan terkait kondisi jalur, waktu tempuh, serta faktor keselamatan pelayaran.
“Karena kapasitas kapal masih terbatas, maka untuk sementara kami fokuskan pada track satu sebagai uji coba awal,” tuturnya.
“Untuk jadwal dan jam operasional, saat ini masih dalam tahap pengkajian, yang pasti kapal sudah ada, jika ada izin bisa jalan,” sambung Jusman.
