UPdates—Pilgub Jakarta menjadi sorotan publik dalam gelaran Pilkada Serentak 2024 ini. Itu karena hasil hitung cepat Pilgub Jakarta sangat tipis antara kemungkinan berlangsung satu putaran atau dua putaran.
Kubu Pramono Anung-Rano Karno mengklaim mereka memperoleh 2.183.577 suara atau 50,07% berdasarkan hasil Real Count dan penghitungan formulir C hasil KWK yang telah mencapai 100% TPS.
Perolehan 50% plus 2.943 suara ini menurut mereka menandakan kemenangan satu putaran di Pilkada Jakarta 2024. "1 suara Anda sangat berharga bagi kami. Sehingga, ini bukan kemenangan kami sendiri, tapi ini kemenangan untuk warga Jakarta," tulis Pramono Anung sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari akun X pribadinya, Jumat, 29 November 2024.
You might be interested : Yasonna Laoly Dicegah ke Luar Negeri dan Komentar Jokowi setelah Hasto Tersangka
Ketua Tim Pemenangan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono (Rido), Ahmad Riza Patria dalam jumpa pers mengklaim mereka menemukan kecurangan-kecurangan berupa politik uang dan pembagian sembako untuk mempengaruhi masyarakat mencoblos pasangan tertentu di Pilkada Jakarta 2024.
“Di beberapa tempat termasuk di Kepulauan Seribu, kemarin telah ditemukan banyak sekali sembako yang siap edar. Inilah salah satu faktor yang mencederai proses pilkada di DKI Jakarta,” kata Riza Patria di kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai Golongan Karya, Cikini, Jakarta Pusat sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari video yang beredar luas di X.
Sementara Sekretaris Jenderal Partai Demokasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menuding ada pihak-pihak yang berusaha memaksakan agar pemilihan kepala daerah atau pilkada Jakarta berlangsung dua putaran.
Hasto menegaskan, upaya itu dilakukan melalui berbagai manuver dan framing isu di masyarakat, baik lewat media massa maupun media sosial.
"Hasil exit poll dan juga quick count di internal partai menunjukkan pasangan Pramono-Rano unggul dan memenangkan satu putaran,” klaim Hasto dalam keterangan tertulis.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Jakarta mencoba menengahi masalah ini dengan menyerukan agar semua pihak bersabar menunggu hasil hitung manual penyelenggara.
"Masyarakat mohon menunggu hasil resmi, yang dilakukan oleh KPU dan ini dilakukan rekapitulasi berjenjang, dari tingkat kecamatan sampai tingkat provinsi," kata Ketua KPU DKI Jakarta, Wahyu Dinata dalam jumpa pers di kantornya Kamis kemarin.
Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu turut memberi atensi pada Pilgub Jakarta. Ia meminta masyarakat mengawal proses perhitungan. "Kawal ketat," tulis Said Didu di akun X pribadinya.