Pj Gubernur Sulsel, Pj Gubernur Fadjry Djufry (Foto: Web Pemprov Sulsel).

Pj Gubernur Fadjry Djufry Dorong Peningkatan KUR untuk Sektor Pertanian di Sulsel

10 January 2025
Font +
Font -

UPdates - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof. Fadjry Djufry, menerima audiensi dari pimpinan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Barat (Sulselbar). Dalam pertemuan ini membahas terkait peningkatan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor pertanian di Sulsel.

You may also like : dpr kapolri pmjKapolri Siap Mundur jika Terlibat Judi Online, DPR: Yang Dihadapi Adalah Tembok

Dalam pertemuan yang berlangsung di Kantor Gubernur, Kamis, 9 Januari 2025, Fadjry Djufry menekankan pentingnya peningkatan KUR untuk sektor pertanian di Sulsel, guna mendukung swasembada pangan. Menurutnya, sektor pertanian di Sulsel memiliki potensi yang besar, sehingga dukungan pembiayaan untuk petani perlu ditingkatkan. 

You might be interested : 1736247220Pj Gubernur Sulsel Fadjry Djufry Pastikan Tidak Ada Mutasi Pejabat

"KUR ini untuk pertanian harusnya lebih banyak. Karena potensi pertanian kita sangat banyak," ujar Fadjry Djufry dikutip Keidenesia dari laman resmi Pemprov Sulsel, Jumat, 10 Januari 2025. 

Prof. Fadjry juga menyampaikan komitmennya untuk menjadikan Sulsel sebagai contoh dalam investasi dengan memberikan berbagai kemudahan yang diperlukan. "Banyak hal yang perlu kita benahi," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala OJK Sulselbar, Darwisman, menyampaikan apresiasi atas kesempatan audiensi tersebut dan memberikan update mengenai perkembangan sektor perbankan dan industri keuangan di Sulsel. Menurutnya, kinerja sektor perbankan di Sulsel menunjukkan pertumbuhan yang positif, baik dalam hal aset perbankan maupun kredit masyarakat. 

"OJK akan terus mendorong perekonomian di Sulsel. Tentunya bersama Pemprov akan berkolaborasi dan bersinergi dalam Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah," jelasnya. 

Adapun, perkembangan sektor perbankan di Sulsel hingga November 2024 menunjukkan pertumbuhan yang positif. Aset perbankan tercatat mencapai Rp 204,55 triliun, meningkat 8,38 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Demikian pula, Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat 8,69 persen menjadi Rp 135,75 triliun, sementara kredit naik 5,43 persen menjadi Rp 164,35 triliun. Tingkat risiko terjaga di angka 2,90 persen, dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) mencapai 123,28 persen.

Selain itu, perkembangan pasar modal dan industri keuangan non-bank (IKNB) di Sulsel juga menunjukkan kemajuan signifikan. Jumlah Single Investor Identification (SID) di Sulsel meningkat 26,87 persen secara year on year (yoy), mencerminkan tingginya inklusi masyarakat terhadap produk pasar modal. 

Sementara itu, industri jasa keuangan non-bank seperti perusahaan pembiayaan, pegadaian, fintech P2P lending, modal ventura, penjaminan, dan dana pensiun di Sulsel juga menunjukkan perkembangan yang positif.

Font +
Font -