UPdates - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof. Zudan Arif Fakrulloh, melakukan peninjauan ke lokasi banjir di Kabupaten Soppeng pada Senin, 23 Desember 2024. Dalam kunjungan tersebut, Prof. Zudan mengungkapkan sekitar 6.000 hektare lahan pertanian terancam gagal panen akibat banjir.
Zudan yang didampingi oleh Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak, serta jajaran Forkopimda Soppeng, meninjau langsung kondisi banjir di Kelurahan Cabbeng, Kecamatan Lilirilau.
Banjir merendam kurang lebih 300 rumah sejak akhir pekan lalu. Sebagian besar rumah yang terdampak adalah rumah panggung, dengan banyak warga yang masih bertahan di kediaman mereka.
You might be interested : 77 Lulusan IPDN Angkatan XXX Terima SK Penempatan PNS di Sulsel, Begini Rinciannya
"Saya berterima kasih kepada Pak Bupati, kepada teman-teman dari Brimob, serta kepala OPD yang telah cepat merespons bencana ini," ujar Zudan dikutip Keidenesia dari laman resmi Pemprov Sulsel, Selasa, 24 Desember 2024.
Dia menjelaskan curah hujan yang tinggi dan kiriman air dari wilayah Bone menjadi faktor utama terjadinya banjir di Soppeng. "Kita sama-sama melihat dari hulunya semua, ujungnya yang ada di Bone (penyebabnya), kemudian curah hujannya yang tinggi," sebutnya.
Terkait dampak banjir terhadap sektor pertanian, Zudan meminta Dinas Pertanian untuk segera melakukan pendataan terhadap petani yang mengalami gagal panen. Pemerintah Provinsi Sulsel berencana memberikan bantuan berupa bibit kepada petani yang terdampak.
Mengenai kerusakan infrastruktur, seperti jalan dan jembatan, yang dihantam banjir, Zudan mengungkapkan bahwa perbaikan akan dilakukan jika anggaran memungkinkan.
"Kami akan siapkan bersama tim, kalau dimungkinkan dengan bantuan keuangan khusus nanti akan kita lihat. Itu untuk APBD 2025, karena APBD 2024 sudah habis masa waktunya, dan juga saya akan sampaikan kepada gubernur yang terpilih," jelasnya.
Sementara itu, Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak, menyatakan Kecamatan Lilirilau merupakan wilayah yang paling parah terdampak banjir. Banjir ini diperkirakan telah berdampak pada sekitar 8.000 orang dan merusak 6.000 hektare lahan pertanian.
"Jadi yang terparah di tempat kita berada di sini. Kemarin sampai dua meter, Alhamdulillah pagi-pagi sudah turun," ungkapnya.
Sebagai langkah lanjut, pemerintah daerah akan terus memantau kondisi dan mengupayakan bantuan serta perbaikan infrastruktur yang diperlukan untuk membantu pemulihan pascabanjir di Kabupaten Soppeng.