UPdates—Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim memperingatkan bahwa negaranya menjadi sasaran badan intelijen Mossad Israel karena dukungannya terhadap perjuangan Palestina.
You may also like : Media Israel Bongkar Sadisnya Jenderal Zionis, Perintahkan Tembaki Warga Gaza yang Cari Makan di Lokasi Bantuan
Makanya, Anwar Ibrahim menegaskan mereka berusaha meningkatkan pengawasan dan keamanan untuk mengantisipasi para calon penyusup itu.
You might be interested : Paranoid, Tentara Israel Tembak Mati Kontraktornya Sendiri, Mengira Pejuang Hamas
Malaysia menjadi suara terdepan di Asia Tenggara yang menuduh Israel melakukan genosida di Gaza, di mana Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan setidaknya 59.000 orang telah tewas, dengan jumlah korban melonjak setiap hari karena warga ditembak mati saat mengantre makanan.
Malaysia juga menyerukan pengusiran Israel dari Perserikatan Bangsa-Bangsa atas apa yang disebutnya sebagai berbagai kejahatan perang dan pelanggaran hukum internasional yang terus-menerus terhadap warga Palestina, serta genosida.
Anwar pada hari Selasa mengatakan badan intelijen internasional, khususnya Mossad, beroperasi di negara itu, merujuk pada kasus penyelundupan senjata baru-baru ini yang melibatkan pasangan lokal yang diyakini bekerja untuk seorang terduga agen Israel.
Warga negara Israel Shalom Avitan dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara pada bulan Februari atas tuduhan memiliki enam senjata api tanpa izin dan sejumlah peluru. Pria berusia 39 tahun ini adalah orang Israel pertama yang didakwa dan dipenjara di Malaysia.
Media Israel mengidentifikasi Avitan sebagai mafia yang terkait dengan keluarga kriminal Musli yang berbasis di Israel. Ia mengatakan kepada polisi bahwa ia sedang memburu pemimpin geng saingan yang konon bermukim di Malaysia.
Namun, menurut Anwar, Avitan diyakini sebagai agen Mossad, menambahkan bahwa dukungan Malaysia terhadap Palestina dan hubungannya dengan Hamas – yang menurut para analis keamanan diduga bermarkas di ibu kotanya – telah menjadikannya target badan intelijen Israel.
"Mereka sangat canggih dan cepat. Banyak yang berhasil melarikan diri dari negara ini sebelum mereka dapat diidentifikasi," kata Anwar kepada parlemen, merujuk pada dugaan agen Mossad yang beroperasi di Malaysia sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari SCMP, Selasa, 22 Juli 2025.
Ia lebih lanjut menambahkan, "Karena suara atau sikap kami, kami telah menjadi panggung penyelundupan senjata, narkoba, dan dalam kasus ini, agen Mossad."
Komentarnya disampaikan saat Sesi Tanya Jawab Perdana Menteri, di mana ia ditanya langkah-langkah apa yang telah diambil untuk menghentikan dugaan infiltrasi Mossad.
Anwar secara terbuka telah menjalin hubungan dekat dengan para pemimpin sayap politik Hamas, setelah bertemu dengan pemimpinnya Ismail Haniyeh dan mantan ketuanya Khaled Mashal dalam kunjungan kenegaraan ke Qatar pada Mei tahun lalu.
Malaysia tidak mengakui Israel secara diplomatis dan pada bulan Oktober, pemimpin Malaysia mengecam pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh Israel. Yahya Sinwar diklaim merupakan dalang di balik serangan mematikan 7 Oktober 2023 di Israel selatan yang memicu perang terbaru di Gaza.
Anwar Ibrahim juga menuduh komunitas internasional gagal menegakkan dan memastikan perdamaian dan keadilan untuk masyarakat Gaza.
Pemimpin Malaysia itu juga mengecam Israel atas serangan di Gaza saat ribuan orang menghadiri unjuk rasa pro-Palestina
dan menuduh Mossad terlibat dalam setidaknya dua insiden di Malaysia yang menargetkan warga Palestina selama dekade terakhir.
Pada tahun 2018, dua agen Mossad diduga menembak mati orang yang diduga anggota Hamas, Fadi al-Batsh, seorang insinyur dan akademisi Palestina, di Kuala Lumpur.
Israel membantah klaim tersebut. Para penyerang diyakini telah meninggalkan negara itu tak lama setelah serangan itu.
Empat tahun kemudian, Malaysia mendakwa 13 orang atas penculikan seorang pria Palestina, juga di Kuala Lumpur, atas dugaan upaya mengamankan perangkat lunak untuk meretas ponsel.
Mossad juga dituduh mendirikan pusat operasi di Malaysia untuk meluncurkan virus Stuxnet yang terkenal kejam pada tahun 2010, yang merusak seperlima sentrifugal nuklir Iran dalam upaya melumpuhkan program nuklir negara tersebut.