UPdates – Seorang narapidana Lapas Kelas I Cipinang, Jakarta Timur kembali berurusan dengan polisi.
Narapidana berinisial AN berusia 40 tahun tersebut terbukti terlibat dalam perdagangan anak di bawah umur yang ia jalankan secara daring dari dalam Lapas.
Terungkap modus baru perdagangan anak di bawah umur ini berawal dari patroli siber Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya.
Saat itu, ditemukan sebuah grup Telegram bernama ‘Open BO Pelajar Jakarta” dengan identitas pengelola grup yang menggunakan nama akun ‘Priti1185’.
Grup yang kembali aktif sejak Oktober 2023 ini memiliki lebih dari 100 anggota. Setelah ditelusuri, akun tersebut diduga kuat milik Asep Nurmansyah alias AN, yang ternyata seorang narapidana di Lapas Cipinang.
Modus operandinya, AN berperan sebagai perantara: menerima pesanan, menentukan tarif, dan mengatur jadwal pertemuan antara korban dan pelanggan.
Pada 15 Juli 2025, tim siber kemudian melakukan undercover buy di sebuah hotel kawasan Kramat Pela, Jakarta Selatan, Untuk membongkar praktik tersebut.
Dua korban remaja masing-masing berusia 16 tahun berhasil diamankan. Mereka ditawarkan seharga Rp1,5 juta per orang.
“Di hari yang sama, tim mendatangi Lapas Cipinang dan menangkap AN. Satu unit ponsel berhasil disita, yang digunakan pelaku untuk menjalankan seluruh aktivitas jaringan ini dari dalam penjara,” jelas Kasubdit Penmas Bid Humas Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak dalam konferensi pers, Sabtu, 19 Juli 2025.
Atas perbuatannya, AN dijerat pasal berlapis, antara lain Pasal 27 ayat (1) jo Pasal 45 ayat (1) UU ITE, Pasal 296 dan Pasal 506 KUHP, Pasal 4 jo Pasal 30 UU No. 44 Tahun 2008 tentang Pornografi, dan Pasal 88 UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
AN yang kini sedang menjalani hukuman atas kasus serupa, kini terancam hukuman maksimalnya mencapai 15 tahun penjara dan denda ratusan juta rupiah.
