Donald Trump dan Benjamin Netanyahu (Foto via Rresponsible Statecraft)

Prancis akan Akui Negara Palestina di Sidang PBB, Trump dan Netanyahu Kebakaran Jenggot

26 July 2025
Font +
Font -

UPdates—Prancis secara resmi akan mengakui negara Palestina pada bulan September. Presiden Prancis, Emmanuel Macron mengumumkan rencana itu dalam sebuah unggahan di X.

You may also like : france macronKepala WHO Nyaris Dibunuh Israel di Bandara Yaman

Menurut Macron, pengumuman resmi akan disampaikan pada sidang Majelis Umum PBB di New York.

You might be interested : biden apPresiden Amerika Joe Biden Ringankan Hukuman 2.500 Napi Narkoba

"Sesuai dengan komitmen historisnya untuk perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina," tulis Macron dalam unggahannya di X sebagaimana dilansir keidenesia.tv pada Sabtu, 26 Juli 2025.

"Kita juga harus menjamin demiliterisasi Hamas, serta mengamankan dan membangun kembali Gaza. Terakhir, kita harus membangun Negara Palestina, memastikan kelangsungannya, dan memastikan bahwa dengan menerima demiliterisasinya dan sepenuhnya mengakui Israel, negara tersebut berkontribusi pada keamanan semua orang di Timur Tengah. Tidak ada alternatif lain," lanjutnya.

Macron melampirkan surat kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas yang mengonfirmasi keputusannya.

"Sikap ini mencerminkan komitmen Prancis terhadap hukum internasional dan dukungannya terhadap hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan pembentukan negara merdeka kami," kata Wakil Presiden Abbas, Hussein al-Sheikh,  menurut kantor berita AFP.

Macron sendiri menegaskan bahwa kebutuhan mendesak saat ini adalah mengakhiri perang di Gaza dan menyelamatkan penduduk sipil.

"Perdamaian itu mungkin. Kita membutuhkan gencatan senjata segera, pembebasan semua sandera, dan bantuan kemanusiaan besar-besaran bagi rakyat Gaza," ujarnya.

Menanggapi pengumuman Macron, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung kebakaran jenggot dan mengungkapkan kemarahannya.

"Kami mengecam keras keputusan Presiden Macron untuk mengakui negara Palestina di samping Tel Aviv setelah pembantaian 7 Oktober," ujarnya merujuk pada serangan mengejutkan Hamas 2023 lalu.

"Negara Palestina dalam kondisi seperti ini akan menjadi landasan peluncuran untuk menghancurkan Israel—bukan untuk hidup damai berdampingan dengannya. Mari kita perjelas: Palestina tidak menginginkan negara di samping Israel; Mereka menginginkan negara, bukan Israel," tegas Netanyahu.

Seperti Netanyahu, Presiden AS Donald Trump juga kebakaran jenggot. Berbicara kepada wartawan tak lama setelah mendarat di Bandara Glasgow Prestwick, Trump mengatakan rencana Macron untuk mengakui negara Palestina bukan terserah dirinya.

"Itu yang dia lakukan; tidak apa-apa. Terserah dia. Bukan terserah saya," katanya ketika ditanya tentang langkah presiden Prancis tersebut sebagaimana dilansir dar Anadolu.

Trump dalam pernyataan terpisah sebelum berangkat ke Skotlandia mengatakan Israel harus meningkatkan kampanye militernya di Gaza setelah menuduh Hamas menolak proposal gencatan senjata yang didukung AS, yang menurutnya menunjukkan bahwa kelompok militan tersebut tidak tertarik pada perdamaian.

"Hamas benar-benar tidak ingin membuat kesepakatan. Saya pikir mereka ingin mati," kata Trump terus terang sebagaimana dilansir keidenesia.tv dari India Today.

Lebih lanjut, Trump menegaskan, "Ini sangat, sangat buruk. Harus sampai pada titik di mana Anda harus menyelesaikan pekerjaan."

Peringatan Trump muncul sehari setelah utusan perdamaian Timur Tengahnya, Steve Witkoff, mengumumkan bahwa Amerika Serikat menarik diri dari negosiasi yang sedang berlangsung untuk menilai kembali strategi di Washington.

Trump, yang memainkan peran kunci dalam negosiasi pembebasan Edan Alexander — warga negara AS-Israel terakhir yang disandera Hamas — mengatakan penolakan Hamas untuk berkompromi pada tahap akhir perundingan menunjukkan komitmen mereka terhadap kekerasan yang berkelanjutan.

“Sekarang kita hanya memiliki sandera terakhir, dan mereka tahu apa yang terjadi setelah kita mendapatkan sandera terakhir. Pada dasarnya karena itulah, mereka benar-benar tidak ingin membuat kesepakatan,” tegasnya.

Dengan situasi kemanusiaan di Gaza yang memburuk dengan cepat, dan laporan meningkatnya kelaparan di antara warga sipil, Trump mengisyaratkan bahwa diplomasi mungkin tidak lagi efektif.

“Mereka harus berjuang dan membereskannya. Mereka (Hamas) akan diburu,” katanya mendukung Netanyahu.

Pejabat senior Hamas, Basem Naim, mengatakan di Facebook bahwa perundingan telah berlangsung konstruktif, dan mengkritik pernyataan Witkoff yang bertujuan untuk menekan Israel.

"Apa yang telah kami sampaikan—dengan kesadaran dan pemahaman penuh akan kompleksitas situasi—kami yakini dapat mengarah pada kesepakatan jika musuh memiliki kemauan untuk mencapainya," ujarnya.

Saat ini, Negara Palestina diakui oleh lebih dari 140 dari 193 negara anggota PBB.

Beberapa negara Uni Eropa seperti  Spanyol  termasuk di antaranya.

Namun, pendukung utama Israel, AS, dan sekutunya termasuk Inggris, belum mengakui negara Palestina.

Font +
Font -

New Videos

Related UPdates

Popular

Quote of the Day

capture

Abraham Lincoln

"Cara terbaik untuk memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya."
Load More >