UPdates—Presiden Lebanon Joseph Aoun pada hari Kamis memerintahkan angkatan bersenjatanya untuk melawan setiap serangan Israel di wilayah selatan negara itu. Perintah itu muncul menyusul serangan Israel yang menewaskan seorang pegawai pemerintah kota.
You may also like : 
Kebakaran Hutan Meluas dan Mendekat ke Yerusalem, Israel Darurat Nasional
Menurut pernyataan dari kepresidenan, Aoun memerintahkan militer untuk menghadapi setiap serangan Israel ke wilayah selatan yang telah dibebaskan, untuk mempertahankan wilayah Lebanon dan keselamatan warga. Perintah itu disampaikan dalam sebuah pertemuan dengan panglima militer.
You might be interested : 
Umat Muslim Amerika Kecewa, Kabinet Trump Pro-Israel
Media pemerintah melaporkan bahwa pasukan Israel menewaskan seorang pegawai pemerintah kota Lebanon pada hari Kamis dalam sebuah serangan di sebuah desa perbatasan di selatan.
"Dalam serangan yang serius dan belum pernah terjadi sebelumnya, pasukan musuh Israel memasuki desa Blida sekitar pukul 01.30, lebih dari satu kilometer (0,6 mil) dari perbatasan, dengan dukungan beberapa kendaraan," lapor Kantor Berita Nasional (NNA) Lebanon sebagaimana dilansir Keidenesia.tv dari Ahram Online, Kamis, 30 Oktober 2025.
"Pasukan tersebut menyerbu gedung pemerintah kota Blida, tempat karyawan Ibrahim Salameh sedang tidur, dan tentara musuh kemudian membunuhnya," lanjutnya.
Penduduk desa yang dikutip oleh NNA mengatakan bahwa serangan itu berlangsung beberapa jam dan pasukan Israel mundur saat fajar.
Di desa perbatasan terdekat, Adaisseh, NNA melaporkan bahwa pasukan Israel meledakkan sebuah aula untuk upacara keagamaan saat fajar.
Aoun menganggap serangan itu sebagai bagian dari serangkaian tindakan agresi Israel dan mencatat bahwa serangan itu terjadi tepat setelah pertemuan komite yang bertugas memantau perjanjian gencatan senjata November 2024.
Ia menekankan bahwa komite tidak boleh hanya mendokumentasikan pelanggaran, tetapi juga berupaya menghentikannya dengan menekan Israel agar mematuhi ketentuan perjanjian dan mengakhiri pelanggaran kedaulatan Lebanon.
Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam juga mengutuk insiden tersebut.
Dalam sebuah unggahan di X, ia mengatakan bahwa serangan Israel ke kota Blida, dan pembunuhan langsung seorang pegawai kota saat bertugas, merupakan serangan terang-terangan terhadap lembaga-lembaga negara Lebanon dan kedaulatannya.
Meskipun ada gencatan senjata tahun lalu, Israel mempertahankan pasukan di lima wilayah di Lebanon selatan dan terus melancarkan serangan udara rutin, yang belakangan ini semakin intensif.
Pada hari Selasa, juru bicara komisi hak asasi manusia PBB, Jeremy Laurence, mengatakan bahwa pasukan Israel telah menewaskan 111 warga sipil di Lebanon sejak gencatan senjata berlaku.
