UPdates - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) melakukan koordinasi intensif dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pusat terkait prakiraan cuaca pada musim mudik Lebaran 2025. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi potensi bencana, seperti longsor, yang bisa mengancam kelancaran arus mudik.
You may also like : Pemerintah Sulsel Alokasikan Rp 21 Miliar untuk Subsidi Penerbangan 2025, Berikut 5 Rutenya
Sekretaris Daerah (Sekda) Sulsel, Jufri Rahman, menjelaskan berdasarkan prediksi BMKG, cuaca ekstrem diperkirakan akan terjadi pada puncak musim hujan pada Maret dan April. Periode ini bertepatan dengan puncak arus mudik Lebaran 2025.
You might be interested : Batal Dibangun Tahun Ini, Persiapan Stadion Sudiang Makassar Tetap Berlanjut
"Kami menerima kunjungan Kepala BMKG Pusat dan menerima data terkait potensi daerah rawan, khususnya untuk mudik Lebaran nanti,” ungkap Jufri Rahman dikutip Keidenesia dari laman resmi Pemprov Sulsel, Selasa, 18 Maret 2025.
Jufri menambahkan, beberapa wilayah di utara Sulsel, seperti Toraja, Luwu, Enrekang, dan Bone, memiliki kemiringan medan yang cukup ekstrim, sehingga meningkatkan potensi terjadinya longsor.
Oleh karena itu kata dia, Pemprov Sulsel akan segera melakukan mitigasi melalui Tim Terpadu Tanggap Bencana, yang akan mengacu pada data yang disampaikan BMKG. Data potensi bencana ini dapat diakses mulai dari enam hari sebelumnya, hingga real-time, yakni 30 menit sebelum kejadian.
"Data ini sangat penting karena kami bisa lebih cepat mengambil tindakan preventif, seperti menyiapkan alat berat di lokasi rawan longsor, dan berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum, serta Dinas Perhubungan untuk rekayasa lalu lintas," jelasnya.
Dalam hal terjadi bencana, Jufri menyebutkan bahwa BPBD dan Dinas Sosial akan bergerak cepat untuk melakukan evakuasi.
"Kemudian BPBD dan Dinas Sosial juga dapat melakukan evakuasi jika terjadi longsor. Data ini sangat penting karena menyangkut keselamatan manusia," jelasnya.
Selain itu, BMKG juga berupaya memastikan keselamatan pelayaran di Selat antara Selayar dan Jeneponto, dengan membangun radar untuk mendeteksi gelombang laut yang berpotensi membahayakan.
Sebelumnya, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, bertemu dengan Jufri Rahman di Kantor Gubernur Sulsel. Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas upaya antisipasi, mitigasi, dan peringatan dini terkait cuaca ekstrem yang diprediksi akan melanda Sulsel, terutama di wilayah utara dan tenggara.