UPdates—Rentetan gempa mengguncang Gorontalo sejak Sabtu malam hingga Minggu pagi. Gempa pertama terjadi pada pukul 20.51 Wita.
You may also like : 
Gempa Besar dan Tsunami Jepang Berikutnya Bisa Tewaskan 298.000 Orang
Gempa tektonik yang terjadi di wilayah Wanggarasi Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo itu berkekuatan magnitudo 6,0.
You might be interested : 
Prediksi Cuaca BMKG Selasa, 22 April 2025: Makassar Hujan Siang-Sore
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,57° LU ; 121,68° BT atau tepatnya berlokasi di darat 32 kilometer arah barat laut Pohuwato, Gorontalo pada kedalaman 98 km.
Gempa ini akibat adanya aktivitas deformasi dalam lempeng Laut Sulawesi.
Warga pesisir di Gorontalo Utara mengungkapkan getaran gempa sangat kuat dan membuat mereka berlarian keluar rumah karena panik.
Akibat gempa itu, tiang telkom di jalan utama lintas Sulawesi di Dusun Kilo Meter Lima Desa Dambalo, Kecamatan Tomilito dilaporkan rubuh.
Bukan hanya warga Gorontalo dan sekitarnya, gempa besar ini juga terasa hingga wilayah Malaysia. Jabatan Meteorologi Malaysia lewat akun X-nya, @metmalaysia menyebut warga di beberapa daerah merasakan getaran itu.
"GB kuat M6.1 di Semenanjung Minahassa, Sulawesi pada 8:51 mlm, 3 Mei 2025. Pusat gempa bumi 0.5° U & 121.6° T, kedalaman 10 km. 165 km B dari Gorontalo,Indonesia. Gegaran dirasai di Tawau, Lahad Datu, Semporna, Sabah & kawasan sekitarnya," demikian laporan Jabatan Meteorologi Malaysia sebagaimana dilansir keidenesia.tv, Minggu, 4 Mei 2025.
Gempa kedua menyusul terjadi pada pukul 21.05 Wita. Gempa magnitudo 3,1 itu berlokasi 31 km Barat Laut Pohuwato-Gorontalo dengan kedalaman 75 km.
Gempa berikutnya terjadi pada Minggu, 4 Mei 2025 pukul 02.54 Wita. Gempa magnitudo 2.0 itu berlokasi 32 km Barat Laut Pohumato-Gorontalo dengan kedalaman 83 km.
Gorantalo diguncang gempa keempat pada pukul 08.40 Wita, pagi ini. Gempa dengan magnitudo 2.3 itu terjadi 37 km Barat Laut Pohumato-Gorontalo dengan kedalaman 72 km.
"Disclaimer:Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data," demikian pengumuman BMKG di akun X mereka, @infoBMKG.
