UPdates - Hari Gunung Internasional atau International Mountain Day diperingati setiap tanggal 11 Desember.
You may also like : 
Peringatan Dini BMKG, 11 Desember: Wilayah Luwu, Palopo dan Tana Toraja Berisiko Banjir dan Longsor Hari Ini
Dilansir dari situs resmi PBB, dibentuknya Hari Gunung Internasional bermula pada tahun 1992.
You might be interested : 
Sejarah Hari Ini, 11 Desember: Hari Gunung Internasional
Saat itu, PBB tengah mengikuti agenda tentang lingkungan dan pembangunan. Tak ayal, ini menjadi tonggak sejarah perkembangan gunung di seluruh dunia.
PBB melihat perhatian masyarakat terhadap gunung cenderung meningkat. Tahun 2002, PBB menyatakannya sebagai tahun pegunungan internasional. Kemudian di tahun 2003, peringatan ini secara resmi disahkan oleh PBB. Hari Gunung Internasional akhirnya pertama kali diperingati pada tanggal 11 Desember 2003.
Mengutip dari situs Food and Agriculture Organization United Nations (FAO), Hari Gunung Internasional tahun ini mengusung tema, “Gletser penting untuk air, makanan, dan mata pencaharian di pegunungan dan sekitarnya”.
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mencanangkan tahun 2025 sebagai Tahun Internasional Pelestarian Gletser untuk meningkatkan kesadaran akan peran vital gletser, salju, dan es dalam sistem iklim dan siklus air, serta dampak luas dari pencairan gletser yang cepat.
Tujuannya adalah untuk mendorong kolaborasi global, memperkuat penelitian ilmiah, dan mendorong kebijakan serta tindakan untuk melindungi gletser dan sistem kriosfer.
Gletser dan lapisan es menampung sekitar 70 persen air tawar dunia.
Pencairannya yang semakin cepat tidak hanya merupakan krisis lingkungan, tetapi juga krisis kemanusiaan, yang mengancam pertanian, energi bersih, ketahanan air, dan kehidupan miliaran orang.
Mencairnya gletser, yang didorong oleh kenaikan suhu global, merupakan indikator nyata krisis iklim. Mencairnya gletser dan mencairnya lapisan es permanen meningkatkan risiko seperti banjir, luapan danau gletser, tanah longsor, atau peningkatan erosi dan sedimen, yang membahayakan populasi di hilir dan infrastruktur penting.
Secara ekonomi, sektor-sektor seperti pertanian, pembangkit listrik tenaga air, pariwisata pegunungan, dan transportasi merasakan dampak perubahan gletser. Bagi banyak Masyarakat Adat, gletser dianggap sakral, dan hilangnya gletser menandakan hilangnya identitas dan
