UPdates - Setiap tanggal 12 April, dunia memperingati Hari Anak Jalanan Internasional. Peringatan ini bertujuan menyuarakan aspirasi anak-anak jalanan agar hak-hak dasar mereka tidak diabaikan dan mendapat perhatian dari masyarakat global.
Disadur Keidenesia, Sabtu, 12 April 2025, peringatan ini lahir dari keprihatinan terhadap nasib jutaan anak yang hidup di jalanan tanpa akses terhadap hak-hak dasar, seperti pengasuhan yang penuh kasih, layanan kesehatan dan gizi, air bersih, listrik, pendidikan, serta kehidupan yang aman dan bermartabat.
Kondisi tersebut bertolak belakang dengan Konvensi Hak Anak yang diselenggarakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1989. Dalam konvensi tersebut, disepakati bahwa setiap anak berhak hidup dalam lingkungan yang stabil dan sehat secara emosional, serta memperoleh perlindungan dan layanan dasar.
Namun, kenyataannya, diperkirakan sekitar 150 juta anak di seluruh dunia hidup di jalanan. Sebagian dari mereka tinggal di jalan bersama keluarga, sebagian lainnya menghabiskan waktu di jalanan namun pulang ke rumah di malam hari, dan sebagian besar benar-benar hidup tanpa keluarga atau tempat tinggal.
Berbagai faktor melatarbelakangi kondisi ini, mulai dari konflik dan peperangan, kekerasan dalam keluarga, penelantaran, hingga keterpaksaan melakukan tindak kriminal. Semua ini menyebabkan anak-anak tersebut tidak mendapatkan akses terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan hak atas masa depan yang layak.
Untuk menjawab tantangan ini, organisasi seperti Consortium for Street Children (CSC) mengusung inisiatif “Empat Langkah Menuju Kesetaraan”. Langkah tersebut meliputi komitmen terhadap kesetaraan, perlindungan setiap anak, penyediaan akses layanan, serta penciptaan solusi yang inovatif.
Peringatan Hari Anak Jalanan Internasional menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran dan solidaritas global, bahwa setiap anak di mana pun mereka berada berhak hidup aman, sehat, dan sejahtera.