UPdates - Setiap tanggal 14 April, diperingati sebagai Hari Penyakit Chagas Sedunia. Peringatan ini untuk meningkatkan kesadaran terhadap penyakit parasit yang menyerang lebih dari enam juta orang di seluruh dunia.
Disadur Keidenesia, Senin, 14 April 2025, penyakit Chagas merupakan infeksi parasit yang disebabkan oleh mikroorganisme Trypanosoma cruzi, dan menyebar melalui serangga triatomine yang terinfeksi.
Penyakit ini juga dapat menular melalui transfusi darah, transplantasi organ, makanan yang terkontaminasi, serta kontak dengan feses atau urin serangga tersebut.
Serangga penyebar penyakit ini umumnya aktif di malam hari dan kerap ditemukan di lingkungan dengan sanitasi buruk, seperti dinding rumah yang retak, kandang hewan, dan gudang.
Oleh karena itu, penyakit Chagas dikenal sebagai penyakit orang miskin karena banyak menyerang masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap layanan kesehatan dan lingkungan yang layak.
Hari Penyakit Chagas Sedunia pertama kali ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Mei 2019 dan mulai diperingati secara resmi sejak tahun 2020.
Tanggal 14 April dipilih untuk mengenang penemuan pertama penyakit ini oleh dokter asal Brasil, Carlos Chagas, pada tahun 1909. Ia menemukan penyakit tersebut pada seorang gadis berusia dua tahun bernama Berenice.
Sejak saat itu, penelitian terus dilakukan untuk memahami gejala, dampak, serta metode pengobatan penyakit ini. Upaya tersebut berhasil menurunkan angka penularan, namun penyakit Chagas masih menjadi tantangan kesehatan global yang perlu ditangani secara serius.
Setiap tahunnya, sekitar 300 bayi lahir dengan penyakit Chagas. Sayangnya, banyak dari mereka tidak terdiagnosis akibat kurangnya kesadaran dan keterbatasan akses layanan kesehatan.
Menurut Dr. Marcos Espinal, Direktur Penyakit Menular dan Faktor Penentu Lingkungan Kesehatan di Organisasi Kesehatan Pan Amerika (PAHO), peringatan ini penting untuk mendorong deteksi dini, pengobatan, serta pengembangan solusi yang dapat menghentikan penyebaran penyakit Chagas secara global.