UPdates - Setiap tanggal 19 Mei, dunia memperingati Hari Penyakit Radang Usus atau World Inflammatory Bowel Disease (IBD) Day. Peringatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran global mengenai penyakit radang usus, termasuk gejala, dampak, serta pentingnya penanganan medis yang tepat.
Disadur Keidenesia dari laman National Today, Senin, 19 Mei 2025, penyakit radang usus (IBD) merupakan kelompok gangguan kronis yang menyerang saluran pencernaan. Dua bentuk utama dari IBD adalah kolitis ulseratif, yang memengaruhi usus besar, dan penyakit Crohn, yang dapat menyerang seluruh bagian saluran pencernaan dari mulut hingga anus.
Kedua kondisi tersebut ditandai dengan peradangan yang bisa menimbulkan luka dan gejala serius seperti diare kronis, perdarahan rektal, nyeri perut, penurunan berat badan, dan kelelahan. Meski tidak selalu bersifat mematikan, IBD dapat menyebabkan komplikasi serius yang membahayakan jiwa.
Hingga kini, penyebab pasti IBD masih belum sepenuhnya dipahami. Di masa lalu, pola makan dan stres sempat dianggap sebagai faktor pemicu utama. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa keduanya lebih berperan sebagai faktor yang memperburuk gejala, bukan penyebab langsung.
Para ahli menduga bahwa IBD berkaitan erat dengan respons sistem imun terhadap mikroorganisme atau zat asing yang tidak berbahaya dalam saluran pencernaan. Faktor genetik dan lingkungan juga disebut turut berkontribusi dalam perkembangan penyakit ini.
Sejumlah faktor risiko IBD antara lain riwayat keluarga, ras, etnis, dan gaya hidup. Umumnya, IBD terdiagnosis pada usia di bawah 30 tahun. Namun, tidak sedikit kasus yang baru terdeteksi saat pasien berusia 50 hingga 60 tahun.
Selain itu, konsumsi obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen dapat memperparah kondisi pada sebagian pasien. Komplikasi yang dapat menyertai IBD mencakup kanker usus besar, radang sendi, pembentukan jaringan parut di saluran empedu, serta peningkatan risiko pembekuan darah.
Peringatan Hari IBD Sedunia menjadi momentum penting untuk mendorong edukasi, penguatan layanan kesehatan, serta peningkatan dukungan bagi para penderita penyakit radang usus di seluruh dunia.
