UPdates - Setiap tahun di tanggal 25 Maret, dunia memperingati Hari Internasional Anak yang Belum Lahir. Peringatan ini didedikasikan untuk menghormati kehidupan anak-anak yang belum lahir, memperbaharui komitmen untuk melindungi mereka, serta mengadvokasi penolakan terhadap kekerasan aborsi.
Disadur Keidenesia dari laman National Today, Selasa, 25 Maret 2025, aborsi sering kali dilakukan karena berbagai alasan seperti kehamilan yang tidak diinginkan, kesulitan keuangan, masalah kesehatan, atau faktor sosial-ekonomi, adalah keputusan yang sulit dan penuh pertimbangan.
Namun, banyak yang memandangnya sebagai sebuah kehilangan, dan setiap individu menghadapinya dengan cara yang berbeda. Peringatan ini juga menjadi sebuah seruan untuk menghargai kehidupan yang belum sempat dilahirkan.
Hari Internasional Anak yang Belum Lahir bukan hanya merupakan peringatan tahunan terhadap janin yang digugurkan, tetapi juga sebuah protes terhadap praktik aborsi. Hal ini mengingatkan masyarakat tentang kebiasaan sosial yang tidak konvensional yang masih mengganggu, termasuk aborsi dan kematian anak yang belum lahir.
Paus Yohanes Paulus II memutuskan untuk menetapkan peringatan ini di Argentina, bertepatan dengan Hari Raya Kabar Sukacita, sebagai pilihan positif yang mendukung kehidupan dan penyebaran budaya kehidupan. Tujuan utamanya adalah memastikan penghormatan terhadap martabat manusia dalam segala situasi.
Pada tahun 1993, El Salvador menjadi negara pertama yang mengakui Hari Hak untuk Dilahirkan. Argentina, Chili, Guatemala, dan Republik Kosta Rika mengikuti jejak tersebut dengan menetapkan berbagai bentuk peringatan tentang kehidupan janin pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an.
Nikaragua, pada tahun 2000, menjadi negara pertama yang memperingati Hari Anak yang Belum Lahir, diikuti oleh Republik Dominika pada 2001 dan Peru pada 2002.
Knights of Columbus, organisasi internasional, turut mendukung promosi Hari Internasional Anak yang Belum Lahir, yang kini telah menjadi simbol penting dalam pergerakan global untuk mengingat dan merayakan kehidupan yang belum dilahirkan.
