UPdates - Hari Pengurangan Emisi CO2 Internasional diperingati setiap 28 Januari, sebagai bentuk perhatian global terhadap pemanasan global dan perubahan iklim yang terus meningkat. Pengurangan emisi CO2, yang merupakan penyumbang utama terhadap perubahan iklim, menjadi agenda penting yang harus dilaksanakan oleh seluruh negara di dunia.
Dikutip Keidenesia dari laman National Today, Selasa, 28 Januari 2025, tujuan utama peringatan ini adalah mendorong negara-negara untuk bertransformasi menuju operasional yang lebih ramah lingkungan, serta mendukung transisi global menuju dunia yang lebih bersih.
Sejak zaman dahulu, manusia sudah mulai menduga adanya perubahan iklim yang drastis. Murid Aristoteles, Theophrastus, dalam tulisannya menyebutkan bahwa tanah bisa menjadi lebih rentan terhadap pembekuan setelah rawa-rawa dikeringkan, dan bahkan ia mengira tanah akan lebih hangat ketika pohon ditebang, memungkinkan sinar matahari langsung mencapai bumi.
Dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1088, sarjana dan negarawan Tiongkok, Shen Kuo, menggambarkan penemuan fosil bambu purba yang terkubur di tanah dingin dan gersang, meskipun bambu biasanya tumbuh di daerah yang lebih hangat dan lembap. Ini menjadi salah satu teori awal mengenai perubahan iklim yang dipengaruhi oleh faktor-faktor alam.
Selama berabad-abad, fenomena urbanisasi semakin mengubah pola cuaca, curah hujan, dan bahkan meningkatkan bencana alam. Namun, meskipun ada perubahan yang terlihat, tidak ada ilmuwan yang mempercayai bahwa aktivitas manusia dapat memengaruhi iklim planet ini.
Pada abad ke-19, dunia mulai mengamati adanya kemungkinan perubahan iklim besar, bahkan muncul dugaan mengenai zaman es yang mungkin terjadi. Sekitar periode yang sama, para ilmuwan juga mulai mengidentifikasi efek gas rumah kaca. Namun, pemahaman mengenai dampak emisi terhadap iklim baru berkembang pada tahun 1990-an, ketika berbagai aliran penelitian mulai mempelajari lebih dalam tentang perubahan iklim dan emisi.
Bagaimana manusia bisa sampai pada kesadaran pentingnya pengurangan emisi CO2? Jawabannya sederhana: Semakin banyak populasi manusia, semakin besar pula emisi yang dihasilkan. Peningkatan jumlah emisi ini, yang dipicu oleh pertumbuhan ekonomi dan industrialisasi, memberikan dampak yang semakin besar pada planet kita.
Setelah tahun 1950, dunia mengalami perubahan signifikan. Negara-negara berkembang menikmati peningkatan kekayaan, namun banyak di antaranya yang turut menambah emisi global. Penelitian terkait perubahan iklim yang berkembang pasca-1990-an telah memberikan wawasan mendalam mengenai cara-cara untuk mengurangi dampak terburuk dari krisis iklim ini.
Peringatan Hari Pengurangan Emisi CO2 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran publik akan pentingnya langkah-langkah konkret dalam mengurangi emisi. Kini, dunia tahu persis apa yang harus dilakukan untuk melindungi bumi, dan semakin banyak negara serta masyarakat yang mendukung kebijakan anti-emisi demi keberlanjutan lingkungan hidup kita.